Laman

Minggu, 20 Mei 2012

Belajar Tentang Keikhlasan








Memang tak mudah menjadi seorang yang berhati lurus sepanjang waktu, mengapa, karena memang manusia memiliki hati yang hati ini bisa dibolak-balikan, kadang saat ini begini kadang beberapa saat kemudian begitu. Hati seseorang cepat sekali berubah. Lantas apa hubungannya dengan keikhlasan. Hubungannya sangat erat sekali yaitu keikhlasan muncul dalam hati yang mudah berubah ini.

Keikhlasan akan muncul ketika seseorang dapat menerima semua yang diperolehnya dengan lapang dada dan yakin bahwa semuanya itu merupakan sebuah cobaan ataupun nikmat dari Allah. Jika sesuatu itu cobaan untuk kita bersabarlah dan ambil hikmah yang ada dibalik semua itu. Banyak diantara kita yang tidak dapat menerima apa yang diberikan oleh Allah padanya sehingga hari-harinya dilalui dengan ketidaktenangan dan berakibat pada prestasinya yang terus menurun. Semoga kita selalu dijauhkan oleh Allah dari sikap tersebut, amin.

Tiba-tiba tulisan tentang ikhlas ini muncul lantaran aku tadi mengalaminya sendiri tentang diperlukannya suatu sikap ikhlas dalam diri ini. Ketika saya mengikuti kegiatan dakwah yang diamanahkan kepada saya & teman-teman ligo'at di Masjid Kratonula di belakang kampus Universitas Sahit Surakarta, Sabtu 29 mei 2012. sore itu  kegiatan pengaosan rutin ibu-ibu (sekolah ibu).  aku bersama teman2 berusaha membantu menjadi panitia di acara tersebut,  kegiatan rutin yang sudah menjadi kewajiban. Sebenarnya aku dan temanku ini sudah ada tugas yg rutin tiap ahad pekan ke 2 di TKIT Permata Hati, karena dimintai tolong untuk menggantikan menjadi panitia di Kratonula karena petugas di Kratonula sedang berhalangan, maka kami berdua berusaha membantu tugas ini dengan ikhlas dan sebaik mungkin. kami melaksanakan tugas dan amanah ini dengan sebaik-baiknya sampai diakhir acara, Alhamdulillah acara berjalan lancar. Akan tetapi ketika sampai di rumah kos tiba-tiba saja selesai tilawah bak'da magrib aku berusaha mencari Hp untuk melihat jam malam itu. tiba -tiba saja aku tersentak kaget  Innalillahi wa inna ilaihi raji'un... Hp yg biasanya aku simpan disaku jaket atau di saku tas kecil tempat Hp tidak ada ditempat. Hmmm......dari situlah Hp ku sudah tidak ada ditanganku lagi alias hilang. aku coba miscall, menghubungi lewat sms tetapi tidak ada balasan. aku yakin Hp ku sudah ada ditangan orang yang menemukannya, dalam hatiku ALLAH selalu mengujiku tepat dihatiku yang paling rapuh, tapi aku tetap berusaha tegar dan ikhlas menerima semua kejadian ini dan mengambil hikmah atas peristiwa ini. Sebenarnya masalahnya mengenai kehilangan hanya itu. hikmah yang aku ambil dari kejadian yang sedang aku alami ini semoga menjadikan aku sebagai pribadi yang lebih tangguh lagi dan tegar serta ikhlas untuk siap menerima cobaan dan ujian-ujian selanjutnya. aku yakin ALLAH maha pengasih dan penyayang kepada hambanya, aku berharap ALLAH memberikan ganti yang lebih baik lagi. Amin... aku tidak akan pernah menyesalinya semua yang pernah terjadi dan berlalu, karena aku tahu peristiwa yang aku alami ini sedang dalam menjalankan amanah dakwah alias kegiatan positif (menyeru dakwah) hal inilah yang aku garis bawahi & tidak perlu aku sesali. karena sesungguhnya barang siapa yang menyeru dakwah di jalan ALLAH, maka ALLAH akan memudahkan jalannya ke Surga. wallahualam bishawab. Semoga aku termasuk hamba-hambanya yang Mufliqun. Amiin....

Ketika situasi inilah kita memerlukan suatu sikap yang bernama ikhlas. Mengapa, karena tanpa adanya keikhlasan ini diri kita akan mengalami banyak hal yang tidak mengenakkan. Hal tersebut diantaranya pada hari itu mood kita bakalan jelek sama rutinitas yang produktif akan terganggu karena kita merasa kecewa ditambah lagi dengan kemungkinan kita mendapat dosa dikarenakan sikap kita yang bisa jadi menyebabkan orang lain terluka karena sikap kita yang tidak mood. Pokoknya ruginya sangat-sangat banyak dibandingkan kita menyikapinya dengan ikhlas.

Kalau hanya dikatakan memang mudah, tapi ketika dipraktekkan rasanya bakalan sulit banget makanya kita kudu punya yang namanya senjata, nih aku kasih rahasianya,

1. Ingat bahwa diri kita lebih beruntung dibandingkan orang lain yang hidup dalam garis kemiskinan yang hidup dengan serba kesulitan. Contohnya saudara-saudara kita di Afrika yang hidup kelaparan, saudara-saudara kita di Palestina, Afghanistan yang hidup di tengah konflik dan ketidakjelasan, dan lain-lain.

“Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?” Ar-Rahman: 17


2. Ingat bahwa diri kita ini merupakan hamba Allah yang lemah. Diri kita ini lemah karena kita selalu membutuhkan tempat bergantung dan sebaik-baik tempat bergantung adalah Allah. Maka kita akan selalu ingat bahwa kita harus ikhlas menerima semuanya.

3. Mengenal Allah lebih dekat. Kita dapat merasakan makna ikhlas itu jika kita kenal dengan Allah, karena sesuai dengan definisi di atas bahwa ikhlas itu menerima apa yang diberikan Allah, maka kita harus mengenal Allah. Bagaimana cara kita mengenal Allah? Caranya mudah mendekatlah kepada Allah dengan ibadah maka Allah akan mendekat kepada kita lebih dekat daripada kita mendekat kepadanya bahkan jika kita mendekat dengan berjalan Allah akan mendekat dengan berlari. Kita juga dapat mendekat dengan mentadabburi Quran surat Al-Ikhlas: 1-4.

4. Mohonlah ampunan kepada Allah, karena diawal pasti terdapat rasa kecewa. Insya Allah hati kita akan lebih tenang.



Semoga tulisan ini bermanfaat untuk orang banyak, Amin.

Jumat, 18 Mei 2012

Khadijah Mengajarkan Cinta Kepada Kita





Khadijah Tul Kubrah Binti Khuwaylid

Khadijah hadir di masa bangsa arab di Mekkah memandang rendah kaum wanita. Kala dimana bayi-bayi perempuan dikubur hidup-hidup karena merasa malu. Namun Khadijah seolah membuat kelu lidah para pemuka Arab karena keunggulan sifatnya. Ia menampung bayi-bayi perempuan kecil yang tidak diinginkan ayahnya, mendidiknya dan menjadikan mereka bidadari-bidadari penghias dunia. Karena keikhlasannya, tutur katanya yang santun dan ketegasan sikapnya, masyarakat Mekkah menjulukinya Sayyidah at-Tahirah (si wanita yang suci) dan ada juga yang memanggilnya Sayyidah Nisa’I Quraisy (pemimpin wanita Quraisy).















Khadijah ra berasal dari keluarga bangsawan. Nasabnya berawal dari Qushay yang merupakan keturunan Ismail. Ayahnya adalah Khuwailid binti Asad bin Abdul Uzza bin Qushay.yang merupakan salah satu pemimpin terkemuka sebelum ia meninggal dalam peperangan. Ayahnya adalah orang yang mempertahankan Hajar Aswad dari agresi raja Tubba di Yaman. Sepupunya Waraqah bin Naufal, salah satu cendikia yang hanif dan mengetahui banyak hal. Ia mempelajari semua kitab baik Taurat maupun Injil dan berguru pada orang-orang bijak. Dia mengetahui kebenaran yang diceritakan oleh Musa AS maupun Isa AS bahwa akan datang Nabi terakhir di akhir zaman dan mengetahui ciri-ciri dari Nabi terakhir tersebut. Ia menolak menyembah berhala seperti yang dilakukan kaumnya.

Dua suaminya telah meninggal lebih dulu dan masing-masing memberinya seorang putri yang diberi nama sama yaitu Hindun. Hindun yang pertama menjadi pencerita sejarah perkembangan Islam yang piawai. Sedangkan Hindun yang kedua adalah salah seorang sahabat Rasulullah.

Sang Pengusaha

Khadijah mewarisi harta yang sangat banyak baik dari keluarganya maupun dari suaminya. Ia sangat pandai berbisnis. Bahkan dikatakan bahwa sekali ia memberangkatkan rombongan yang membawa dagangannya, setara dengan jumlah barang dagangan yang dibawa oleh seluruh pedagang Quraisy lainnya. Ia dijuluki memiliki “sentuhan emas”, karena kemampuannya mengorganisasikan bisnisnya sehingga kafilahnya selalu pulang dengan membawa untung yang berlipat.

Para kafilah yang dipilih Khadijah membawa aneka barang khas Mekkah seperti kain, sulaman, jubah, selimut, ikat pinggang dan lain-lain. Juga menjadi distributor barang-barang dari para pedagang Yaman. Selain juga membawa kuda-kuda Arab yang tangguh untuk dijual kepada para prajurit. Tak kurang dari seribu unta yang membawa barang dagangannya setiap kali rombongan kafilahnya berangkat.

Mengelola bisnis yang begitu besar bukanlah hal yang mudah. Terbukti saudara-saudara Khadijah yang lain yang sama-sama mewarisi harta keluarganya tidak seberuntung Khadijah. Tapi area bisnis Khadijah meliputi Mekah hingga ke negeri Syam. Hal itu tidak luput dari kepiawaiannya menentukan pemimpin kafilah yang membawa barang dagangannya. Menentukan pemimpin kafilah tidaklah mudah. Ia harus seorang yang jujur dan terpercaya karena akan membawa barang dagangan untuk waktu yang lama. Ia juga harus memiliki indra keenam untuk menentukan cuaca dan menjamin kecukupan perbekalan selama perjalanan. Harus bisa mengamankan barang dagangan dari para perampok yang menghadang mereka. Ia juga harus pandai menyemangati kelompoknya sehingga tetap semangat hingga tujuan.Dan Khadijah tidak pernah meleset dalam memilih pemimpin kafilahnya. Sungguh wanita yang luar biasa.

Memilih Suami yang tepat

Sebagai wanita terkemuka, Khadijah diinginkan oleh banyak pemuka Quraisy. Selain itu meski usianya telah menginjak usia 40, namun kecantikannya tidaklah pudar dari wajahnya. Semakin banyaklah lamaran yang ia terima. Namun Khadijah belum juga menentukan pilihan pada siapapun.

Suatu hari ia mendengar seorang pegawai kepercayaannya, Maisarah, yang ikut dalam rombongan kafilah menceritakan seorang pemuda yang menurutnya memiliki sifat yang istimewa. Pemuda itu bernama Muhammad (SAW), dan ia ikut dalam rombongan kafilah yang membawa barang dagangan Khadijah. Menurutnya cara berdagang Muhammad (SAW) berbeda dengan para pedagang lainnya. Ia sangat jujur, tidak pernah memanipulasi harga barang dagangannya dan tidak pernah menyembunyikan keuntungan yang diperolehya. Di sela-sela kesibukannya, ia masih bisa menyempatkan diri untuk merenung dan bertafakur. Dan yang lebih mengherankan, ia selalu memperoleh keuntunganyang besar bahkan sangat besar dari barang yang didagangkannya.

Mendengar reputasinya, Khadijah merasa tertarik kepada pemuda luar biasa itu. Bukan karena kemudaan dan kegagahannya, tapi lebih kepada sifatnya. Maka ia sering meminta Maisarah untuk selalu menceritakan kisah-kisah pemuda yang semakin dirindukannya. Ia pun sering menceritakan isi hati dan harapannya kepada sahabatnya Nafisah, bisakah pemuda yang telah menawan hatinya menjadi miliknya. Akhirnya lagu cintanya terdengar oleh paman Nabi, Abu Thalib. Dan restupun segera datang. Tidak lama kemudian Khadijah pun menikah dengan Nabi yang saat itu berusia 25 tahun.

Ummu Muslimin

Selama 15 tahun mereka hidup bersama dan bahagia. Dari Khadijah, Nabi mendapatkan beberapa keturunan. Putra pertamanya yang diberi nama Qasim, meninggal saat usianya 2 tahun. Dua putra lainnya yaitu Tayyib dan Tahir juga meninggal saat mereka masih kecil. Namun 4 putri mereka; Zaynab, Ruqayya, Ummi Kultsum dan Fatimah tumbuh besar bersama mereka.

Ia begitu mencintai dan menghormati suaminya. Kekayaan yang dimilikinya tidaklah membuatnya besar kepala ataupun merasa lebih. Ia menempatkan suaminya sebagai pemimpin keluarga yang wajib ditaati. Dan ia begitu mempercayainya. Khadijahlah wanita pertama dan orang pertama yang menyatakan kesaksiannya dan masuk Islam. Tanpa ragu ia menafkahkan seluruh hartanya untuk membiayai syiar Islam. Tak sedikitpun harta yang tersisa bahkan untuk Fatimah, satu-satunya putri mereka yang tetap hidup hingga akhir kepemimpinan Nabi.
Tidak pernah sedikit pun ia meragukan pernyataan Nabi yang dijuluki Al-Amin (yang dapat dipercaya) seperti ketika Nabi mendapatkan wahyunya yang pertama.

Turunnya Wahyu Pertama

Sudah menjadi kebiasaan Nabi untuk menghabiskan bulan Ramadhan dengan menyepi dan merenung di sebuah gua di gunung Hiro di luar kota Mekah. Dan Khadijah dengan cermat mebekalinya dengan makanan dan minuman yang cukup untuk sebulan.

Di suatu malam di bulan Ramadhan, ketika Nabi berusia 40 tahun dan Khadijah 55 tahun, tiba-tiba Nabi pulang ke rumah dalam keadaan menggigil. Dengan suara gemetar ia berkata kepada Khadijah, “Selimuti aku! Selimuti aku!”

Khadijah terkejut melihat keadaan Nabi. Secepatnya ia menyambar selembar selimut dan menyelimutinya. Setelah Nabi terlihat lebih tenang, ia pun bertanya tentang apa yang telah menimpanya. Lalu nabi bercerita bahwa ketika ia tertidur ada suatu makhluk yang belum pernah ia lihat sebelumnya datang kepadanya (sebenarnya makhluk itu adalah malaikat Jibril) dan berkata; ‘Bacalah!’ “Tapi aku tidak bisa membaca,” kata Nabi. Nabi memang seorang yang ummi yaitu tidak bisa membaca dan menulis.
“Baca!” kata Jibril sambil menepuk dada Nabi.
“Aku tidak bisa membaca,” ulang Nabi.
“Baca!” kata Jibril sambil memeluk Nabi.
“Apa yang harus kubaca?” tanya Nabi putus asa.

Lalu Jibril berkata: Bacalah dengan nama Alloh Yang Maha Pencipta, yang menciptakan manusia dari segumpal daging. Bacalah dengan nama Alloh Yang Maha Kuasa, yang mengajarkan manusia dengan kalam, dan mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya. (Quran 96:1-5).

Lalu Nabi terbangun dengan sangat ketakutan dan semakin ketakutan saat ia melihat bahwa Jibril masih ada di hadapannya. Ia pun berlari keluar gua. Namun kemanapun ia memalingkan muka, Jibril selalu tampak di hadapannya.

“Hai Muhammad, Kau adalah utusan Alloh dan aku adalah Jibril,” kata Jibril sesaat sebelum ia menghilang.
Nabi segera berlari menuruni gunung secepat yang ia bisa, takut bahwa jika ia telah gila atau telah dikuasai jin.
Setelah mendengar pernyataan suaminya, Khadijah segera menenangkannya. Ia sangat yakin bahwa suaminya tidak gila atapun sedang dikuasai oleh jin.

“Jangan khawatir,” katanya. “Demi Dia yang menguasai jiwa Khadijah, aku berharap bahwa kau adalah Nabi bangsa ini. Alloh tidak akan merendahkanmu karena engkau selalu berbuat baik pada keluargamu, selalu berkata benar, selalu menolong orang yang membutuhkan, engkau selalu memberi makan tamu-tamumu dan engkau selalu datang jika ada orang yang kesusahan.”

Esoknya saat perasaan Nabi telah membaik, ia mengajak Nabi untuk menemui sepupunya Waraqah ibnu Naufal dan menceritakan apa yang telah dialami suaminya.

“Peristiwa ini juga terjadi pada Musa AS ketika ia diangkat menjadi Rasul Alloh,” kata Waraqah yang saat itu sudah sangat tua dan rabun. “Aku berharap saat ini aku masih muda sehingga bisa menyaksikan saat mereka mengusirmu!”
“Apakah mereka akan mengusirku?” tanya Nabi.
“Ya tentu saja! Tidak akan ada orang mempercayai kata-katamu saat kau menyebarkan wahyu Alloh. Oh seandainya aku masih hidup hingga saat itu tiba. Aku bersumpah akan mendukungmu dengan segala dayaku. Biarkan aku menyentuh punggungmu…!” kata Waraqah.

Waraqah merasakan sebuah benjolan kecil yang teraba saat ia menyentuh punggung Nabi. Itu adalah salah satu tanda yang diketahuinya mengenai datangnya Nabi akhir zaman setelah Isa AS.
“Ini adalah tanda kenabian,” katanya. “Aku sangat yakin bahwa engkaulah Nabi terakhir seperti yang diceritakan dalam kitab Taurat dan Injil. Engkau juga utusan Alloh yang menerima wahyu dari malikat Jibril. Dialah makhluk yang mendatangimu.” Sayang Waraqah terlebih dulu dipanggil Alloh SWT.

Tidak berapa lama Nabi diangkat menjadi Rasul dan diperintahkan untuk menyeru kaumnya agar hanya menyembah Alloh. Khadijah tanpa membuang waktu menyatakan keimanannya dengan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Alloh dan Muhammad adalah utusan Alloh.

Wafatnya Khadijah

Tahun-tahun penuh kesulitan saat Nabi menyiarkan Islam, tidak menyurutkan cinta Khadijah. Ia dengan setia mendampinginya, menenangkannya dan dengan iklas membelanjakan hartanya di jalan Alloh. Ia memerdekakan para budak, menyantuni para fakir dan menyediakan penampungan bagi mereka.
Meskipun kaum Quraisy tidak segan-segan menyiksa siapapun yang meyakini agama Islam, namun jumlah kaum Muslimin di Mekkah pelan tapi pasti semakin bertambah. Keberhasilan perjuangan Nabi tidak terlepas dari keberadaan Abu Thalib, paman Nabi yang selalu melindunginya dan peranan Khadijah yang selalu mendampinginya. Namun hari itu pun datang ketika Khadijah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa di tahun yang sama dengan meninggalnya paman nabi Abu Thalib. Nabi sangat berduka. Ia menamakan tahun itu sebagai Tahun Kesedihan.

Nabi kehilangan cinta Khadijah, namun cintanya kepada istrinya itu tidak pernah surut meskipun di kemudian hari ia memiliki beberapa istri. Suatu hari Aisyah, istri ketiganya, bertanya apakah hanya Khadijah yang pantas mendapatkan cintanya. Nabi menjawab “Ia mempercayaiku saat orang lain tidak mempercayaiku. Ia menyatakan keimanannya saat orang lain menolakku. Dan ia menolongku saat tidak seorang pun mengulurkan tangannya.” Abu Hurairah menceritakan; ”Jibril pernah datang kepada Rasulullah ketika Khadijah masih hidup dan ia berkata “Wahai Rasululloh, Khadijah akan datang padamu dengan membawa semangkuk sup. Saat ia datang, berilah salam dari Alloh dan aku. Dan sampaikanlah kabar gembira dari surga untuknya dimana tidak ada kebisingan dan rasa letih.”

Khadijah binti Khuwailid meninggal di usianya yang ke 65. Ialah Ummu Muslimin pertama. Padanya Alloh menjanjikan surga. Dan semoga kesalihan dan keunggulan sifatnya bisa kita jadikan tauladan.

Kamis, 17 Mei 2012

Cinta tak Pernah Meminta Untuk Menanti





Ketika Akhwat Jatuh Cinta



Akhwat Jatuh Cinta??

Tak ada yang aneh, mereka juga adalah manusia...

Bukankah cinta adalah fitrah manusia???

Tak pantaskah akhwat jatuh cinta???

Mereka juga punya hati dan rasa...

Tapi tahukah kalian betapa berbedanya mereka saat cinta seorang lelaki menyapa hatinya???Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu di wajah, tak ada buncah suka di dada...

Namun sebaliknya...

Ketika Akhwat Jatuh Cinta...

Yang mereka rasakan adalah penyesalan yang amat sangat, atas sebuah hijab yang tersingkap...Ketika lelaki yang tak halal baginya, bergelayut dalam alam fikirannya, yang mereka rasakan adalah ketakutan yang begitu besar akan cinta yang tak suci lagi...

Ketika rasa rindu mulai merekah di hatinya, yang mereka rasakan adalah kesedihan yang tak terperih akan sbuah asa yang tak semestinya…

Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu…Yang ada adalah malam-malam yang dipenuhi air mata penyesalan atas cinta-Nya yang ternodai…Yang ada adalah kegelisahan, karena rasa yang salah arah…Yang ada adalah penderitaan akan hati yang mulai sakit…

Ketika Akhwat Jatuh Cinta…

Bukan harapan untuk bertemu yang mereka nantikan, tapi yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauh dari orang tersebut…

Tak ada kata-kata cinta dan rayuan…

Yang ada adalah kekhawatiran yang amat sangat, akan hati yang mulai merindukan lelaki yang belum halal atau bahkan tak akan pernah halal baginya…

Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah, kegelisahan di hatinya yang tak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh…

Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya…Bahkan kendati dia harus menghilang, maka itu pun akan mereka lakukan...

Alangkah kasihannya jika akhwat jatuh cinta…Karena yang ada adalah penderitaan…

Tapi ukhti…Bersabarlah…Jadikan ini ujian dari Rabbmu…

Matikan rasa itu secepatnya…Pasang tembok pembatas antara kau dan dia…Pasang duri dalam hatimu, agar rasa itu tak tumbuh bersemai…Cuci dengan air mata penyesalan akan hijab yang sempat tersingkap...

Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah hanya padaNya…Pupuskan rasa rindu padanya dan kembalikan dalam hatimu rasa rindu akan cinta Rabbmu…

Hingga datang seorang pahlawan yang akan menjaga cintamu kepada Rabbmu
Ukhti… Jangan khawatir kau akan kehilangan cintanya…

Karena bila memang kalian ditakdirkan bersama, maka tak akan ada yang dapat mencegah kalian bersatu…

Tapi ketahuilah, bagaimana pun usaha kalian untuk bersatu, jika Allah tak menghendakinya, maka tak akan pernah kalian bersatu…

Ukhti… Bersabarlah… Biarkan Allah yang mengaturnya...Maka yakinlah... Semuanya akan baik-baik saja…

Semua Akan Indah Pada Waktunya…

Selasa, 15 Mei 2012

Kita Untuk Siapa?






Kita sebagai pribadi Muslim, sepatutnya kita bertanya kepada diri kita “untuk apa kita diciptakan?”. Pertanyaan ini mungkin ada sebagian dari kita bisa untuk menjawabnya dan mungkin juga dari sebagian kita tak mampu untuk menjawab pertanyaan ini bahkan tidak terlintas sedikit pun di benak hal seperti ini.

Allah menciptakan seluruh makhluknya pasti ada hikmahnya tidak akan sia-sia. Makhluk yang Allah ciptakan di jagat alam raya ini pasti memiliki faedah dan hikmahnya. Di antara makhluk Allah itu di antaranya adalah kita, Manusia.

Ya manusia, manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi tidak sebatas penghias ataupun pelengkap jagat raya akan tetapi Allah menciptakan manusia agar menjadi khalifah (pengelola) di bumi, langit serta segala isinya ini. Tugas manusia di jagat raya ini adalah khalifah dalam artian mengelola, membangun dan melestarikan.

Ketika Allah menciptakan manusia, maka Allah menciptakan seluruh faktor penunjang dalam rangka melestarikan makhluk yang bernama manusia. Bumi, langit, lautan, bulan, matahari, siang, malam, dan lain sebagainya tidak lain Allah ciptakan untuk kepentingan manusia yang memiliki identitas sebagai khalifah.

Ini merupakan sebagai bukti ke-Maha Rahman-an Allah kepada makhluknya yang bernama manusia. Hal ini sebagaimana Allah tergaskan dalam Al-Qur’an:

“Allahlah yang menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian dia mengeluarkan demi air hujan itu buah-buahan menjadi rizki untukmu, dan Dia telat menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendakNya, dan Dia telah menundukkan pula bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan bagimu pula matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” (QS. Ibrahim: 32-33)

Ayat di atas patut kita renungkan bahwasanya langit, bumi serta isinya dianugerahkan untuk kepentingan kita semua. Mereka (sesuatu yang ada di langit dan di langit) diciptakan semuanya untuk patuh, tunduk, dan dipersembahkan untuk melestarikan makhluk yang bernama manusia. Allah menciptakan hewan, tumbuhan, ikan, burung, barang tambang, minyak, emas dan lainnya hanya untuk berkhidmat (mengabdi) untuk kepentingan kita sebagai Khalifah. Begitu besar nikmat yang Allah ciptakan bagi manusia. Maka layak Allah mengatakan dalam Al-Qur’an:

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghitungnya.” (QS. Ibrahim: 34)

Ketika kita merenungkan bahwa kita adalah makhluk yang bernama manusia, maka kita akan mendapatkan sebuah kesimpulan bahwasanya manusia adalah sesuatu bagian terkecil dari alam semesta ini. Di samping ukurannya yang kecil kalau dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain seperti gajah, bulan, matahari dan lainnya. Kita perhatikan bahwasanya awal penciptaan dari nenek moyang pertama kita Nabi Adam AS diciptakan hanya dari tanah. Makanya wajar pada dasarnya manusia dari segi materi terdiri dari elemen satuan yang sangat kecil, tidak ada nilainya dan hanya terbuat dari tanah.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Maulana Syekh Yusuf Qaradhawi dalam bukunya pada dasarnya makhluk yang bernama “manusia” itu menjadi begitu berharga bahkan sangat berharga sampai-sampai malaikat melaksanakan sujud kepadanya karena pada diri manusia terdapat “lathiffah rabbaniyah” (kelembutan Tuhan) atau ruh tiupan Tuhan yang terpancar di dalamnya. Hal ini sesuai dengan ayat Allah dalam kitab-Nya:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (QS. Shaad: 71-72)

Dari ayat di atas kita dapat menyimpulkan bahwasanya manusia menjadi berharga, mulia dan memiliki tempat yang terhormat dibanding makhluk Allah lainnya karena manusia mendapat ruh yang ditiupkan Allah kepadanya. Potensi ruh yang ditiupkan inilah manusia dijadikan oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi ini. Ketika Allah mengabarkan kepada Malaikat-Nya bahwasanya akan diciptakan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi, maka malaikat komplain (tidak terima) dengan kabar itu karena sebagaimana Malaikat ketahui manusia diciptakan dari tanah, yang tabi’at tanah itu selalu melakukan kerusakan dan suka menumpahkan darah.

Selanjutnya timbul pertanyaan: “Untuk siapa kita mengabdi?”. Sebelumnya penulis sudah menjelaskan bahwasanya makhluk Allah yang diciptakan di muka bumi semuanya untuk mengabdi kepada manusia.

Jawabannya, bahwa kita diciptakan untuk mengabdi kepada sang Khaliq (pencipta) Allah Azza Wajalla.

Beruntunglah bagi mereka yang mengelola alam semesta dengan ikhlas dan mengharap ridha Allah bukan ridha manusia semata.


Minggu, 13 Mei 2012

Berharap Hanya Kepada Allah




***

Tiada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna. Jika kita terus menerus mencari “lebih baik” maka tidak akan ada habisnya. Benar, jika manusia harus berusaha ke arah yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas diri. Tapi bukan terfokus pada lingkungan luar diri, tapi “lebih baik” itu hanya ada pada pribadi sendiri. Bukan lingkungan yang akan mengikuti kita tapi kita yang akan mengikuti lingkungan, untuk tahap awal.

Jalani saja apa yang sedang Allah takdirkan, meskipun sejatinya masih ada saja yang mengganjal dalam hati. Karena bila Allah tidak memberi kebahagiaan di satu sisi, pasti Allah sedang menyiapkannya di sisi lain. Tetap jalani sambil terus mengais hikmah. Karena hikmah tidak akan bisa diperoleh jika kita terus berlalu dan tidak sejenak berfikir.

Tidak yang lebih baik jika tidak ada rasa syukur di dalamnya. Menikmatinya dengan syukur. Tidak usah membawa-bawa orang lain ketika masalah menimpa. Tidak perlu membanding-bandingkan si A lebih baik dan saya tidak. Hadapi saja dengan sabar dan tawakal dan berkeyakinan memang selalu ada hikmah dalam setiap peristiwa. Usahakan untuk tidak langsung mengibarkan bendera putih tanda menyerah, sedangkan kita belum berupaya maksimal. Bisa jadi pada saat itu bisa jadi ajang introspeksi diri atas segala kekhilafan.

Sembunyikan masalah itu dari orang lain dan adukan kepada Allah. Biar saja orang tahu kita hanya memiliki kebahagiaan hingga bisa menularkannya. Karena orang yang jarang “curhat” belum tentu terbebas dari masalah. Justru bisa jadi lebih parah, hanya dia tidak ingin membeberkannya kepada setiap telinga.

Insya Allah, hanya takdir terindahlah yang Allah siapkan kepada hambaNya.

***

Belajar memahami tiap skenarioNya.

Rabu, 09 Mei 2012

Universitas Kehidupan



Teman teman,

Ada yang mau kuliah atau mendaftar di Universitas Kehidupan?

Baca dibawah ini :
Mission
Selamat datang di universitas kehidupan....

Dimana Allah sebagai Rektornya dan ciptaan-Nya menjadi dosennya. Silabus perkuliahan berikut diktatnya dapat dibaca dalam Kitab Suci yang kita yakini. Bahkan teori-teori yang dahsyat dan rumus-rumus canggih dalam hidup ada dalam Kitab Suci itu.

Materi perkuliahaannya sangat banyak.Mulai dari tujuan hidup, menjalani hidup, hingga kematian. Ada juga kelas cinta, kelas kesabaran, kelas perjuangan, dll. Dimana semua mahasiswa pasti mempelajarinya. Lokasinya bisa dimana saja dan kapan saja bisa mengakses mata kuliah dan mempelajarinya.

Terkadang, Sang Dosen memberikan ujian dadakan. Tapi bukan berarti tanpa pemberitahuan sebelumnya. Tingkat kesulitan ujian untuk setiap mahasiswa tidaklah sama. Tapi kesulitannya tidak pernah melebihi kesanggupan sang mahasiswa.

Ada yang lulus dengan nilai yang baik. Ada pula yang lulus dengan nilai pas-pasan. Tapi ada juga yang tidak lulus, bahkan memilih mengundurkan diri dari universitas ini. Setiap orang berkesempatan belajar di universitas ini. Hanya waktu belajar yang dimiliki tergantung pada umur masing-masing mahasiswa. Alumni universitas ini bergelar ‘almarhum’ atau ‘almarhumah’. Tapi tidak semua alumni lulus dengan nilai baik. Transkrip nilai akan diberikan setelah para alumni ‘diwisuda’. Nilai-nilai itu menentukan kemana para alumni akan berada di UNIVERSITAS ABADI.

SELAMAT MENJALANI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS KEHIDUPAN !!!

Ada banyak hal dalam hidup ini tidak di dapatkan di bangku sekolah maupun di bangku kuliah. Di sini kita akan belajar bersama-sama tentang banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Pengalaman hidup tidak dapat ditukar dengan uang. Setiap pribadi memiliki keunikan tersendiri dan cerita hidup yang berbeda. Jadilah inspirasi bagi orang lain dengan pengalamn hidup yang kita miliki.

Universitas kehidupan ada untuk menemukan dan menyampaikan kebenaran tentang hidup. Hidup itu seperti musik, yang harus di komposisi oleh telinga, perasaan dan instink, bukan oleh peraturan yang tidak jelas ujung pangkalnya. Yang terpenting dalam Olimpiade bukanlah kemenangan,tetapi keikutsertaan …Yang terpenting dari kehidupan bukanlah kemenangan
namun bagaimana bertanding dengan baik.

Di UNIVERSITAS KEHIDUPAN kita akan belajar bahwa kebesaran seseorang tidak terlihat ketika ia berdiri dan memberi perintah, tetapi ketika ia berdiri sama tinggi dengan orang lain dan membantu orang lain untuk mengeluarkan yang terbaik dari diri mereka guna mencapai sukses.

Jadilah bagian dari UNIVERSITAS KEHIDUPAN karena akan membuat hidup anda menjadi inspirasi bagi orang lain. ^^

Pidato salah seorang mahasiswa UNIVERSITAS KEHIDUPAN FAKULTAS PERSOALAN JURUSAN PENDERITAAN

“Universitas kehidupan adalah tempat kuliahku
Manajemen kesulitan adalah jurusanku
Penderitaan adalah salah satu mata pelajaran kesukaanku
Tetesan keringat dan air mata adalah teman terbaik di ruang kelasku

Kemiskinan selalu menjadi topik hangat di kampusku
Kemandirian merupakan tugas yang paling utama di berikan padaku
Meringankan beban orang lain juga termasuk dalam tanggung jawabku
Kerja keras,cerdas serta memiliki kasih adalah suatu kewajiban yang harus di jalankan olehku

kampung persoalan hidup menjadi tempat KKN ku
keberanian untuk berbuat adalah sistem pengajaranku
keterbatasan bukan suatu hambatan yang berarti bagiku
begitupun kegagalan bukanlah aral melintang yang menghalangi cita-citaku

Bahagia dunia dan akhirat merupakan judul skripsiku
Doa dan perjuangan adalah dosen pembimbingku
Orang-orang sukses menjadi perpustakan lengkap bagiku
tak ketinggalan keluarga dan teman-teman selalu menyemangati untuk segera meraih gelar kesarjanaanku

Aku bersujud syukur padamu Ya Tuhan….
karena Engkau telah mengizinkan aku memasuki universitas terbaikmu dan sebuah harapan semoga aku bisa lulus dari universitas terbaik-Mu ini.”

Salam dari Universitas Kehidupan.

Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak



Persiapan...
Belajar menjadi ibu yang bijak
karena...
( Anak adlh investasi dunia & akhirat )



Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Pendapat ini kurang begitu tepat dan bijaksana, karena beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi permainan anak:

1. Kesehatan
Anak-anak yang sehat mempunyai banyak energi untuk bermain dibandingkan dengan anak-anak yang kurang sehat, sehingga anak-anak yang sehat menghabiskan banyak waktu untuk bermain yang membutuhkan banyak energi.

2. Intelligensi
Anak-anak yang cerdas lebih aktif dibandingkan dengan anak-anak yang kurang cerdas. Anak-anak yang cerdas lebih menyenangi permainan-permainan yang bersifat intelektual atau permainan yang banyak merangsang daya berpikir mereka, misalnya permainan drama, menonton film, atau membaca bacaan-bacaan yang bersifat intelektual.

3. Jenis kelamin
Anak perempuan lebih sedikit melakukan permainan yang menghabiskan banyak energi, misalnya memanjat, berlari-lari, atau kegiatan fisik yang lain. Perbedaan ini bukan berarti bahwa anak perempuan kurang sehat dibanding anak laki-laki, melainkan pandangan masyarakat bahwa anak perempuan sebaiknya menjadi anak yang lembut dan bertingkah laku yang halus.

4. Lingkungan
Anak yang dibesarkan di lingkungan yang kurang menyediakan peralatan, waktu, dan ruang bermain bagi anak, akan menimbulkan aktivitas bermain anak berkurang.

5. Status sosial ekonomi
Anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang status sosial ekonominya tinggi, lebih banyak tersedia alat-alat permainan yang lengkap dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan di keluarga yang status ekonominya rendah.

Pengaruh bermain bagi perkembangan anak:
Bermain mempengaruhi perkembangan fisik anak
Bermain dapat digunakan sebagai terapi
Bermain dapat mempengaruhi dan menambah pengetahuan anak
Bermain mempengaruhi perkembangan kreativitas anak
Bermain dapat mengembangkan tingkah laku sosial anak
Bermain dapat mempengaruhi nilai moral anak

Macam-macam permainan dan manfaatnya bagi perkembangan jiwa anak

A. Permainan Aktif

1. Bermain bebas dan spontan
Dalam permainan ini anak dapat melakukan segala hal yang diinginkannya, tidak ada aturan-aturan dalam permainan tersebut. Anak akan terus bermain dengan permainan tersebut selama permainan tersebut menimbulkan kesenangan dan anak akan berhenti apabila permainan tersebut sudah tidak menyenangkannya. Dalam permainan ini anak melakukan eksperimen atau menyelidiki, mencoba, dan mengenal hal-hal baru.

2. Bermain musik
Bermain musik dapat mendorong anak untuk mengembangkan tingkah laku sosialnya, yaitu dengan bekerja sama dengan teman-teman sebayanya dalam memproduksi musik, menyanyi, atau memainkan alat musik.

3. Sandiwara
Dalam permainan ini, anak memerankan suatu peranan, menirukan karakter yang dikagumi dalam kehidupan yang nyata, atau dalam mass media.

4. Mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu
Kegiatan ini sering menimbulkan rasa bangga, karena anak mempunyai koleksi lebih banyak daripada teman-temannya. Di samping itu, mengumpulkan benda-benda dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Anak terdorong untuk bersikap jujur, bekerja sama, dan bersaing.

5. Permainan olah raga
Dalam permainan olah raga, anak banyak menggunakan energi fisiknya, sehingga sangat membantu perkembangan fisiknya. Di samping itu, kegiatan ini mendorong sosialisasi anak dengan belajar bergaul, bekerja sama, memainkan peran pemimpin, serta menilai diri dan kemampuannya secara realistik dan sportif.

B. Permainan Pasif

1. Membaca
Membaca merupakan kegiatan yang sehat. Membaca akan memperluas wawasan dan pengetahuan anak, sehingga anakpun akan berkembang kreativitas dan kecerdasannya.

2. Mendengarkan radio
Mendengarkan radio dapat mempengaruhi anak baik secara positif maupun negatif. Pengaruh positifnya adalah anak akan bertambah pengetahuannya, sedangkan pengaruh negatifnya yaitu apabila anak meniru hal-hal yang disiarkan di radio seperti kekerasan, kriminalitas, atau hal-hal negatif lainnya.

3. Menonton televisi
Pengaruh televisi sama seperti mendengarkan radio, baik pengaruh positif maupun negatifnya.

Selasa, 08 Mei 2012

Masalah , Bukti Allah Sayang Kepada Kita



1. Allah memakai masalah untuk melindungi kita 

Mungkin banyak dari kita yang ketika mendapat masalah maka akan mengeluh. Namun ketika sudah mengetahui rahasianya mungkin kita akan bersyukur mendapatkan masalah. Karena orang yang sudah tahu ilmunya akan sulit membedakan mana yang namanya nikmat dan mana yang namanya cobaan. Semua sama saja karena Allah yang memberikan. Apakah mungkin Allah memberikan yang terburuk untuk hamba-hambaNya? Jadi semua yang terjadi pada hidup kita, baik itu kegagalan atau keberhasilan sesungguhnya adalah untuk membuat diri kita lebih dekat lagi kepada Allah SWT. Hanya terkadang kitanya saja yang tidak bisa memanfaatkan dan justru terpeleset.

Dengan adanya masalah maka otak kita akan bekerja. Sehingga jika kita tidak pernah dikasih masalah oleh Allah maka kita akan menjadi manusia yang bodoh. Oleh karena itu, bersyukurlah ketika kita mendapatkan masalah, karena itu berarti Allah masih sayang kepada kita. Dengan adanya masalah kita akan menjadi tumbuh lebih kuat dan berpengalaman. Dan Allah juga terkadang menggunakan masalah untuk melindungi kita, melindungi dari hal-hal yang ternyata jauh lebih banyak mudhorotnya dari pada masalah yang sedang kita hadapi. Mungkin sudah banyak ustadz yang mengatakan misalnya kita mau pergi ke suatu tempat lalu tib a-tiba ditengah perjalanan ban motor kita bocor, dan ternyata di tempat yang sedang kita tuju sedang ada kecelakaan berantai, coba saja jika tadi tidak ada adegan ban bocor maka mungkin kita termasuk dalam korban kecelakaan itu.

Namun aku ingin berbagai sedikit cerita yang mungkin hanya fiksi namun bisa sedikit menginspirasi. Mungkin bisa digunakan bagi teman-teman yang ingin mengisi suatu kajian. Dikisahkan ada seorang raja yang mempunyai perdana menteri yang sangat setia. Perdana Menteri itu pun mempunyai kebiasaan jika ditanyai komentarnya maka hanya akan menjawab “inilah yang terbaik”. Suatu hari, raja beserta perdana menterinya pergi berburu di hutan. Lalu raja pun mengambil senapan dan mulai berburu. Suatu saat, Raja menyuruh Sang Perdana Menteri untuk memegang senapannya dan disuruh untuk menembak hewan buruan, namun karena Perdana Menteri tersebut kurang lihai dalam menembak, bukan hewan buruan yang ditembak namun malah kaki rajanya sendiri “Perdana Menteri, apa maksudmu mengapa kamu tembak kaki ku ?” Sang Perdana Menteri pun menjawab, “Inilah yang terbaik”. Sontak sang Raja pun marah besar mendengar jawaban dari Sang Perdana Menteri. “kamu kurang ajar sekali wahai perdana menteri, Kamu memang berniat menembak kakiku ya ? Mulai sekarang kamu akan aku penjarakan! Pengawal ! seret Perdana Menteri ini dan masukan kepenjara !” Perdana Meneteri tersebut pun lalu berkata “Inilah yang terbaik”

Setelah raja diobati kakinya lalu melanjutkan perjalanan ke hutan untuk mencari hewn buruan. Tidak terasa ternyata Raja beserta pengawalnya sudah keluar dari daerah kekuasaannya. Saat sedang asyik-asyiknya berburu, tiba-tiba ada sekelompok suku badui yang kanibal datang dan menyergap raja beserta pengawalnya. Karena kalah jumlah dan persiapan, maka raja dan para pengawalnya pun dengan mudah ditangkap oleh suku badui kanibal tersebut.

Singkat cerita semua pengawal raja dan raja sudah diikat dan siap-siap untuk dimakan. Satu persatu para pengawal Raja pun dibunuh dan dimakan oleh suku tersebut. Raja pun memohon kepada kepala suku agar tidak ikutan dimakan. Namun kepala suku tidak menggubrisnya. Akhirnya semua pengawal raja sudah habis terbunuh, tinggalah raja sendirian. Akhirnya sang semua anggota suku dan kepala suku mendekati raja tersebut. Raja tersebut pun menangis sejadi-jadinya. Dan saat Raja siap untuk di rebus, tiba-tiba sang kepala suku meluhat bahwa jempol kaki raja sudah tidak ada sebelah. Sang kepala suku pun terkaget dan menginstruksikan kepada para pengikutnya untuk melihatnya. Dan tiba-tiba saja semua yang tadi ingin memasak Raja langsung tunduk kepada raja. Raja pun terheran-heran mengapa mereka semua jadi tiba-tiba begitu, Raja pun bertanya kepada kepala sukun tersebut, “Wahai kepala suku, mengapa engkau tidak jadi memakan ku ?” Sang Kepala suku pun menjawab, “Bagi suku kami , orang yang jempol kakinya tidak ada sebelah dianggap sebagai orang yang suci dan tidak boleh dimakan.” Langsung saja Raja melepaskan ikatan dan lari sejadi-jadinya menuju kerajaannya.

Sesampainya di kerajaan, sang raja pun langsung menemui Sang Perdana Menteri, “Wahai Perdana Menteri, terima kasih sekali, berkat kamu menembak jempol kaki ku aku tidak jadi dimakan oleh suku kanibal !” Sang perdana menteri pun menjawab “Inilah yang terbaik” Lalu Sang Raja pun menyeritakan bagaimana kisahnya kepada Sang Perdana Menteri dengan lengkap dari A – Z. Lalu Raja berkata “Aku bersalah telah memenjarakanmu, justru karena jasamu lah aku bisa selamat bertahan hidup, maafkan aku telah memenjarakanmu wahai perdana menteri” Perdana Menteri pun menjawab, “Engkau tidak perlu meminta maaf karena telah memenjarakanku wahai Raja, inilah yang terbaik” Raja pun terheran dan bertanya, “Mengapa engkau bilang dengan dipenjaranya kau maka itu adalah yang terbaik sedangkan kau tidak salah, bukankah engkau tidak sengaja menembak kaki ku?” Dengan tenang perdana menteripun menjawab “Memang benar, tidak ada niatan sedikitpun untuk menyelakai engkau raja, namun bayangkan jika pada saat itu engkau tidak menyuruh pengawalmu untuk menyeretku ke penjara, MUNGKIN SEKARANG AKU SUDAH DIMAKAN OLEH SUKU KANIBAL TERSEBUT”

2. Allah memakai masalah untuk menyempurnakan kita

Ada lagi kisah lain yang juga hanya sekedar fiksi namun mungkin kita bisa ambil maknanya. Kisah menceritakan tentang seseorang yang dapat memanfaatkan kekurangannya menjadi kelebihan. Ya, kekurangan pada diri kita adalah kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Memang benar tidak mungkin ada manusia yang sempurna kecuali Rasulullah SAW, namun bukan berarti kita diperbolehkan untuk meratapi kekurangan yang kita miliki. 

Dikisahkan ada seseoran yang jika berbicara gagap. Dia menginginkan sekali mempunyai pekerjaan. Namun sudah melamar pkerjaan kesana kemari tetap saja tidak ada yang mau menerimanya bekerja. Suatu hari, dia mendaftar sebagai sales dan akhirnya diterima menjadi seorang sales. “te…te…teri..ri..ri..ma ka…ka..kasih pak…aa…a…atas..pe….pe…..pekerja….ja…jaan ini” Begitulah dia berucap terima kasih kepada bos nya.

Akhirnya si gagap itu pun bekerja dengan baik. Dan betapa kagetnya Si bos ketika melihat omzet penjualan dari si gagap tersebut. Hampir setiap produk yang diambil oleh si gagap akan laku keras. Si bos pun terheran-heran pada si gagap tersebut. Sales yang sehat-sehat saja omzet penjualannya tidak si tinggi itu. Lalu si bos menanyakan rahasianya kepada si gagap. “Su…su…sulit…di….di…je..je..jelas…kan…de…de…ngan…ka..kat-kata bos… kan …ta…tau…se….se…sen….di…..di…ri…nan…nan…nanti…ja..ja….jadi…nya…la…la…ma …bos” Akhirnya Si gagap tersebut mengajak Si bos nya untuk ikut melihatnya berjualan.

Si gagap akhirnya melakukan aksinya. Setelah mengumpulkan beberapa orang dalam satu tempat, mulailah si gagap berpromosi, “i…i..i..ibu..i..i..bu…ba..ba.ba..pak..pak…sa..sa….sa..ya..ya… ma..ma…ma……mau..me….me…na…na…warkan…i..i..ini…. i..i..i..ni..ku…u…a..a…litas no…no…mo..mo…nomr..sa…sa..satu lho…bu ba..ba…ba…ra…ra…barang .i…i…i…ni..bi..bi…bis”

Tiba-tiba ada ibu-ibu yang nyeletuk, “ah, lama banget sih mas! Udah deh, saya beli tapi cepetan pergi ya mas!” Akhirnya karena banyak yang tidak sabar dan ingin agar si gagap segera pergi, orang-orang yang sudah berkumpul akhirnya pada beli semua dan cepat-cepat pergi meninggalkan si gagap. Alhasil, barang dagangan si gagap pun terjual semua. Si bos yang dari tadi memperhatikan lalu mendatangi si gagap dan berkata, “ka…ka…ka…kamu…he…he…he…bat !

Ada ibrh yang bisa diambil dari kisah diatas. Digambarkan si gagap adalah tokoh yang cerdas. Bagaimana seandainya si gagap putus asa dan menganggap dirinya serba kekurangan karena dia gagap? Namun si gagap tidak berfikir demikian. Dia memutar otak untuk mengatur strategi agar kekurangannya tersebut dapat menjadi kelebihannya. Dengan kekurangan tersebut, dia bisa jadi lebih sempurna, itulah skenario Allah.

Sesungguhnya tidak ada orang yang tidak hebat. Semua orang itu hebat, hanya saja banyak dari mereka yan masih belum mengetahui dimana letak keistimewaannya. Bukankah Allah telah berfirman dalam Surat At-Tin ayat 4 ?

Laqad kholaqnal insaana fi ahsani taqwiim

“Sungguh, telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”

Apakah ada yang berani menyangsikan ayat ini? Jika Allah sudah berfirman seperti itu, maka sudah jelas bahwa semua manusia itu adalah dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Tidak mungkin Allah salah dalam melakukan penciptaan. Semua sudah diperhitungkan dengan sangat baik.Semua orang itu istimewa, tinggal apakah kita mau untuk memanfaatkannya atau menyia-nyiakannya.

Fa biayyi alaa irabbikuma tukadziban


Begitu banyak nikmat yang kit peroleh namun sering kita hanya memperhatikan masalah yang kita punya. Akibatnya kita hanya mau mengeluh tanpa bersyukur. Padahal nikmat yang Allah berikan jauh lebih banyak daripada masalah yang Allah berikan kepada kita. Mustahil bagi kita untuk bisa menghitung berapa banyak nikmat yang kita miliki. Bersyukurlah ! itulah perintah Allah. Bersyukur disaat kita mendapat musibah ataupun anugerah. Mengapa ayat Fa biayyi alaa irabbikumaa tukadziban diulangi sampai 55x dalam surat Ar-Rahman ? Alasannya adalah The Power of Repeater. Ketika otak kita terus menerus dijejali oleh bperintah untuk bersyukur maka lama kelamaan kita akan terporgram untuk selalu bersyukur apapun keadaannya.

Sedikit intermezzo saja, The Power of Repeater ini sesungguhnya adalah milik umat islam namun justru banyak dicontoh oleh orang-orang non muslim. Seperti perusahaan mobil asal Jepang yang sudah mendunia, ternyata ada rutinitas unik diantara pegawainya dan bahkan sudah dijadikan SOP (Standart Operational Procedure). Yaitu setiap pagi mereka akan berkumpul bersama dan berteriak “aku sukses!” bersama-sama. Dan hasilnya sekarang perusahaan tersebut benar-benar sukses bahkan memimpin dunia otomotif dunia.

Dunia luar adalah refleksi dari apa yang ada dalam otak kita. Mengapa bisa demikian? Karena Allah mengikuti prasangka hamba-hambaNya.

Minggu, 06 Mei 2012

Konsep Bekerja dengan Motto Mencari Ridho Allah




Pak Tani & Bu' Tani bekerja di sawah
ihiiirrr.....:)


“Dan katakanlah : “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang kamu kerjakan.” (At Taubah : 105). Dalam menafsirkan At Taubah ayat 105 ini, Quraish Shihab menjelaskan dalam kitabnya Tafsir Al-Misbah sbb : “Bekerjalah Kamu, demi karena Allah semata dengan aneka amal yang saleh dan bermanfaat, baik untuk diri kamu maupun untuk masyarakat umum, maka Allah akan melihat yakni menilai dan memberi ganjaran amal kamu itu”, Tafsir dari melihat dalam keterangan diatas adalah menilai dan memberi ganjaran terhadap amal-amal itu. Sebutan lain daripada ganjaran adalah imbalan atau upah atau compensation.

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl : 97).

Dalam menafsirkan At Nahl ayat 97 ini, Quraish Shihab menjelaskan dalam kitabnya Tafsir Al-Misbah sbb :
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, apapun jenis kelaminnya, baik laki-laki maupun perempuan, sedang dia adalah mukmin yakni amal yang dilakukannya lahir atas dorongan keimanan yang shahih, maka sesungguhnya pasti akan kami berikan kepadanya masing-masing kehidupan yang baik di dunia ini dan sesungguhnya akan kami berikan balasan kepada mereka semua di dunia dan di akherat dengan pahala yang lebih baik dan berlipat ganda dari apa yang telah mereka kerjakan“.

Tafsir dari balasan dalam keterangan d iatas adalah balasan di dunia dan di akherat. Ayat ini menegaskan bahwa balasan atau imbalan bagi mereka yang beramal saleh adalah imbalan dunia dan imbalan akherat. Amal Saleh sendiri oleh Syeikh Muhammad Abduh didefenisikan sebagai segala perbuatan yang berguna bagi pribadi, keluarga, kelompok dan manusia secara keseluruhan.6 Sementara menurut Syeikh Az-Zamakhsari, Amal Saleh adalah segala perbuatan yang sesuai dengan dalil akal, al-Qur’an dan atau Sunnah Nabi Muhammad Saw.7 Menurut Defenisi Muhammad Abduh dan Zamakhsari diatas, maka seorang yang bekerja pada suatu badan usaha (perusahaan) dapat dikategorikan sebagai amal saleh, dengan syarat perusahaannya tidak memproduksi/menjual atau mengusahakan barang-barang yang haram. Dengan demikian, maka seorang karyawan yang bekerja dengan benar, akan menerima dua imbalan, yaitu imbalan di dunia dan imbalan di akherat.

“Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik.” (Al Kahfi : 30).

Berdasarkan tiga ayat diatas, yaitu At-Taubah 105, An-Nahl 97 dan Al-Kahfi 30, maka Imbalan dalam konsep Islam menekankan pada dua aspek, yaitu dunia dan akherat. Tetapi hal yang paling penting, adalah bahwa penekanan kepada akherat itu lebih penting daripada penekanan terhadap dunia (dalam hal ini materi) sebagaimana semangat dan jiwa Al-Qur’an surat Al-Qhashsash ayat 77.

Surat At Taubah 105 menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kita untuk bekerja, dan Allah pasti membalas semua apa yang telah kita kerjakan. Yang paling unik dalam ayat ini adalah penegasan Allah bahwa motivasi atau niat bekerja itu mestilah benar. Sebab kalau motivasi bekerja tidak benar, Allah akan membalas dengan cara memberi azab. Sebaliknya, kalau motivasi itu benar, maka Allah akan membalas pekerjaan itu dengan balasan yang lebih baik dari apa yang kita kerjakan (An-Nahl : 97).

Lebih jauh Surat An-Nahl : 97 menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan gender dalam menerima upah / balasan dari Allah. Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada diskriminasi upah dalam Islam, jika mereka mengerjakan pekerjaan yang sama. Hal yang menarik dari ayat ini, adalah balasan Allah langsung di dunia (kehidupan yang baik/rezeki yang halal) dan balasan di akherat (dalam bentuk pahala).

Sementara itu, Surat Al-Kahfi : 30 menegaskan bahwa balasan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan manusia, pasti Allah balas dengan adil. Allah tidak akan berlaku zalim dengan cara menyia-nyiakan amal hamba-Nya. Konsep keadilan dalam upah inilah yang sangat mendominasi dalam setiap praktek yang pernah terjadi di negeri Islam.

Lebih lanjut kalau kita lihat hadits Rasulullah saw tentang upah yang diriwayatkan oleh Abu Dzar bahwa Rasulullah s.a.w bersabda :

“ Mereka (para budak dan pelayanmu) adalah saudaramu, Allah menempatkan mereka di bawah asuhanmu; sehingga barang siapa mempunyai saudara di bawah asuhannya maka harus diberinya makan seperti apa yang dimakannya (sendiri) dan memberi pakaian seperti apa yang dipakainya (sendiri); dan tidak membebankan pada mereka dengan tugas yang sangat berat, dan jika kamu membebankannya dengan tugas seperti itu, maka hendaklah membantu mereka (mengerjakannya).” (HR. Muslim).

“Dari Miqdan r.a. dari Nabi Muhammad Saw, bersabda: Tidaklah makan seseorang lebih baik dari hasil usahanya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud a.s., makan dari hasil usahanya sendiri.” (H.R. Bukhari) “Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad Saw: Sesungguhnya Nabi Daud a.s., tidak makan kecuali dari hasil usahanya sendiri.” (HR. Bukhari)

“Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Sungguh, seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, maka itu lebih baik, daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya ataupun tidak.” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Dari Abu Abdullah Az-Zubair bin Al-‘Awwam r.a., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali, kemudian pergi ke gunung dan kembali dengan memikul seikat kayu bakar dan menjualnya, kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberi ataupun tidak.” (HR. Bukhari)

“Dalam sebuah hadits Rasul saw bersabda: Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah” (Hadits Riwayat Ahmad & Ibnu Asakir )

“Rasulullah saw pernah ditanya, Pekerjaan apakah yang paling baik? Beliau menjaawab, Pekerjaan terbaik adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua perjualbelian yang dianggap baik,” (HR Ahmad dan Baihaqi).

Dalam hadits-hadits yang disebutkan di atas, menunjukkan bahwa bekerja merupakan perbuatan yang sangat mulia dalam ajaran Islam. Rasulullah saw memberikan pelajaran menarik tentang pentingnya bekerja. Dalam Islam bekerja bukan sekadar memenuhi kebutuhan perut, tapi juga untuk memelihara harga diri dan martabat kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi. Karenanya, bekerja dalam Islam menempati posisi yang teramat mulia. Islam sangat menghargai orang yang bekerja dengan tangannya sendiri.

Ketika seseorang merasa kelelahan atau capai setelah pulang bekerja, maka Allah Swt mengampuni dosa-dosanya saat itu juga. Selain itu, orang yang bekerja, berusaha untuk mendapatkan penghasilan dengan tangannya sendiri baik untuk membiayai kebutuhannya sendiri ataupun kebutuhan anak dan isteri (jika sudah berkeluarga), dalam Islam orang seperti ini dikategorikan jihad fi sabilillah. Dengan demikian Islam memberikan apresiasi yang sangat tinggi bagi mereka yang mau berusaha dengan sekuat tenaga dalam mencari nafkah (penghasilan).

Kerja juga berkait dengan martabat manusia. Seorang yang telah bekerja dan bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya akan bertambah martabat dan kemuliannya. Sebaliknya, orang yang tidak bekerja alias menganggur, selain kehilangan martabat dan harga diri di hadapan dirinya sendiri, juga di hadapan orang lain. Jatuhnya harkat dan harga diri akan menjerumuskan manusia pada perbuatan hina. Tindakan mengemis, merupakan kehinaan, baik di sisi manusia maupun di sisi Allah SWT.

Seperti hadits di atas Rasulullah menutarakan bahwa orang yang pergi ke gunung dengan membawa seutas tali untuk mencari kayu bakar yang kemudian ia jual, maka apa yang dihasilkan dari menjual kayu bakar itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada sesama manusia.

Nabi Muhammad Saw serta para sahabat pekerja keras. Bahkan beberapa sahabat merupakan saudagar kaya yang kerap kali memberikan hartanya untuk membiayai pasukan Islam tatkala harus bertempur dengan musuh-musuh Islam. Bekerja dalam Islam akan mendapatkan pahala, kenapa? Jawabannya sederhana, karena bekerja dalam konsep Islam merupakan kewajiban atau fardhu. Dalam kaidah fiqh, orang yang menjalankan kewajiban akan mendapatkan pahala, sedangkan mereka yang meninggalkannya akan terkena sanksi dosa. Tentang kewajiban bekerja, Rasulullah bersabda, Mencari rezeki yang halal itu wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa dan sebagainya), (HR ath-Thabrani dan al-Baihaqi)

Karena bekerja merupakan kewajiban, maka tak heran jika Umar bin Khaththab pernah menghalau orang yang berada di masjid agar keluar untuk mencari nafkah. Umar tak suka melihat orang yang pada siang hari tetap asyik duduk di masjid, sementara sang mentari sudah terpancar bersinar.

Akan tetapi perlu diingat bahwa yang dimaksud dalam hadits-hadits di atas adalah orang yang bekerja sesuai dengan ajaran Islam. Bekerja pada jalur halal dan bukan bekerja dengan pekerjaan yang diharamkan oleh Allah. Allah Swt. telah membentangkan bumi dan langit ini adalah sebagai karunia yang teramat besar untuk seluruh umat manusia. Yuk kita makmurkan bumi ini melalui kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas, agar pintu keberkahan mengalir ke segala penjuru bumi ini, Amin. (Tri Winarni)

Jumat, 04 Mei 2012

Awali dengan Senyuman



Senyum itu indah dan memperindah wajah, karena wajah yang tersenyum mencerminkan perasaan yang tenang. Senyum itu ibadah yang paling mudah dilakukan, tetapi mampu menyempurnakan kemuliaan akhlak. Senyum adalah kecantikan yang lahir dari hati dan jiwa, anugerah yang bisa menenangkan perasaan, menyejukkan dan menentramkan hati yang gelisah. Senyuman merupakan kosmetika wajah yang paling tulus dan berharga, tidak perlu dibeli dan bisa dipakai setiap saat, tidak menimbulkan iritasi dan menghambat penuaan dini secara alami. Dengan tersenyum, kita bisa menyenangkan orang lain, sedekah termurah yang penuh berkah. Menumbuhkan semangat dan memancarkan ketulusan hati. Karena itu, awali semua aktivitas kita dengan senyuman dan doa. Bismillah.

Mengapa kita harus tersenyum?

Senyum merupakan tanda awal ketulusan hati yang lebih berharga dari sebuah hadiah. Tersenyum bisa menghadirkan energi positif bagi diri sendiri dan orang lain. Tentu saja senyum yang dimaksud ialah senyum yang wajar, bukan senyum yang dibuat-buat. Senyum tulus yang lahir dari kelapangan dan kebersihan hati dan keikhlasan jiwa. Menjadi bukti kemurnian persahabatan dan tanda ketulusan cinta. Membuat wajah kita terlihat berseri dan kecantikan alamiah kita terpancar secara maksimal. Wajah cantik tanpa senyuman, tidak sedap dipandang mata. Riasan wajah yang mahal dan apik tampak biasa tanpa senyuman. Senyuman bisa mengubah penderitaan menjadi kegembiraan, menciptakan suasana nyaman bagi diri sendiri dan orang lain.

Begitu berartinya sebuah senyuman dalam kehidupan hingga Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi.

”Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqoh.”

Artinya, “Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah.”

Hadits ini mengajarkan kita betapa hal kecil yang sering kita nggap sepele dan kita abaikan ternyata memiliki nilai yang berharga dalam pandangan agama.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Ad-Dailamy, Rasulullah SAW bersabda:

”Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak: tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir), amar ma’ruf nahyi munkar, menyingkirkan penghalang (duri, batu) dari jalan, menolong orang, sampai senyum kepada saudara pun adalah sedekah.”

Hadits ini memberikan gambaran kepada kita bahwa kebaikan bisa kita lakukan dengan cara sederhana, sedekah itu tidak harus selalu kita lakukan dengan memberi sejumlah materi jika kita memang tidak punya apa-apa. Karena membuat gerakan ekspresif dengan menarik sudut bibir ke atas tanpa bersuara sudah merupakan sedekah.

Senyum memiliki fungsi yang luar biasa dalam mengubah dunia. Mengapa demikian? Karena senyum merupakan salah satu instrumen dakwah dan syiar Rasulullah SAW yang turut melengkapi kemuliaan budi pekertinya dalam etika pergaulannya dan dalam membina keharmonisan rumah tangganya. Suatu hari, seorang Badui Arab meminta sesuatu kepada Rasulullah SAW dengan menarik sorban beliau hingga tercekik, dan tarikan sorban itu meninggalkan bekas pada leher Rasulullah SAW. Orang ini berpikir, bahwa Rasulullah pasti marah setelah ia melakukan hal tersebu. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Ia terkesima menatap Rasulullah SAW yang tidak marah atas perlakuannya yang sangat kasar, tatapi justru Rasulullah SAW tersenyum dengan ikhlas kepadanya. Akhirnya, senyum tulus Rasulullah SAW, membawa orang Badui ini menikmati indahnya Islam. Sebuah senyum yang didasari ketulusan dan keimanan mampu mengubah keyakinan seseorang. Ketulusan senyum dan kemuliaan budi pekertinya dalam berdagang bahkan berperang membuatnya mampu menyebarkan Islam hingga Kisra dan Persia.

Senyum Rasulullah SAW juga selalu teraplikasi dalam pergaulannya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Al-Husein Radliyallahu’anhu, cucu Rasulullah SAW menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Ia berkata, ”Aku bertanya kepada Ayahku tentang adab dan etika Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau. Ayahku menuturkan, ‘Beliau Shallahu ‘alaihi wa Sallam senantiasa tersenyum, berbudi pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja mengharapkan pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan senantiasa puas…..” (Riwayat At-Tirmidzi)

Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam juga merupakan seorang suami yang penuh canda dan senyum dalam kehidupan rumah tangganya.

Aisyah Radliyallahu’anha mengungkapkan, ”Adalah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam ketika bersama istri-istrinya merupakan seorang suami yang paling luwes dan semulia-mulia manusia yang dipenuhi dengan gelak tawa dan senyum simpul.” (Hadits Riwayat Ibnu Asakir)

Aisyah Radliyallahu’anha bercerita, yang artinya, “Tidak pernah saya melihat Raulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam tertawa terbahak-bahak sehingga kelihatan batas kerongkongannya. Akan tetapi tertawa beliau adalah dengan tersenyum.” (Hadits Riwayat Al-Bukhari)

Senyum yang tulus dapat memancarkan cahaya hati dan inner beauty kita, memberi kesan hangat dan ramah. Tersenyum mampu mendekatkan perasaan dan menumbuhkan ikatan kasih sayang yang mengeratkan hubungan hati. Bukan sekedar hubungan dan ikatan secara keturunan atau materi, tetapi ikatan dan hubungan persaudaran yang berlandaskan iman. Tersenyumlah, dan awali setiap hari dengan senyuman karena senyum memiliki banyak manfaat.

Apa saja manfaat senyum?

Pertama, secara penampilan senyum membuat kita lebih menarik karena daya tarik kita lebih tercermin lewat senyuman. Tersenyum mencerminkan pribadi yang menyenangkan dan bersahabat di mata orang lain, sehingga orang merasa nyaman dan senang di dekat kita. Dengan banyak tersenyum, pasti kita punya banyak teman dalam pergaulan kita. Senyum juga menunjukkan kebahagiaan yang turut memperbaiki penampilan seseorang, sehingga orang bisa lebih disegani dan dihormati.

Kedua, secara psikologis, senyum dapat mengurangi stress dan mengubah perasaan. Ketika kita merasa tertekan dan sedih, cobalah tersenyum, maka perasaan akan lebih baik dan pikiran lebih jernih dan positif. Saat tersenyum tubuh kita memberi sinyal-sinyal positif kehidupan, sehingga tubuh kita menerimanya sebagai anugerah. Faktor ini pula yang membuat senyum mampu meningkatkan imunitas tubuh secara psikologis karena senyum membuat perasaan dan pikiran lebih rileks. Fungsi imun akan meningkat dalam suasana dan kondisi yang rileks. Tersenyum juga mampu menularkan energi positif kepada orang lain. Dengan senyum, suasana menjadi lebih santai, ceria dan bisa membuat perasaan orang lain bahagia. Di samping itu, senyum dapat memberi kesan berseri dan optimis. OPtimisme yang tampak membuat orang lebih diandalkan dalam karir, sehingga bisa membantu meraih kesuksesan.

Ketiga, ditinjau dari segi kesehatan, senyum sama dengan olah raga yang bermanfaat untuk mengurangi infeksi paru-paru, mengurangi sakit jantung, meningkatkan semangat mengurangi dua hormon dalam tubuh yaitu eniferin dan kortisol, serta menghasilkan endorphin, pemati rasa alamiah dan serotonin yang merupakan hormon pengendali rasa sakit, sehingga senyum bisa mempercepat proses penyembuhan penyakit dan mengurangi rasa nyeri. Dari segi kecantikan, senyum merupakan obat awet muda karena senyum menggerakkan banyak otot wajah, sehingga otot wajah terlatih dan kencang.

Keempat, secara spiritual, senyum memberikan manfaat sebagai penyejuk rohani, tanda kemurahan hati dan tentu saja ibadah karena senyum merupakan sedekah. Yang penting kita bisa menempatkan senyum dalam waktu dan kondisi yang tepat.

Tersenyumlah, dan awali setiap aktivitas kita dengan senyuman dan akhiri setiap usaha dengan tersenyum dan berdoa. Alhamdulillah. InsyaAllah, hati dan pikiran kita lebih berenergi. (Tri winarni) Hadits dikutip dari : Kumpulan Hadits

Selasa, 01 Mei 2012

CINTA KARENA ALLAH...




Cinta itu adalah ketika timbul perasaan aneh disekujur tubuhmu baik ketika kau melihatnya, mendengarnya, ataupun ketika kau merasakan kehadirannya di dekatnya. Adakalanya kau selalu ingin dekat dengannya, namun yakinlah, bahwa jarak yang jauh terkadang justru mampu mendekatkan hati kalian. Dan juga sebaliknya, kedekatan tanpa ikatan pernikahan seringkali merenggangkan hati kalian. 

Cinta itu tumbuh secara tak terduga. Terkadang kau berpikir bahwa kau LEBIH BAIK mencintai orang tersebut. Namun ketika HATImu menolaknya kau tak akan mampu berbuat apa-apa. Biarlah perlahan-lahan hatimu, bersama dengan masa yang akan menghapusnya dari pikiranmu.
Namun ketika HATImu membenarkan kau justru akan dibuat kebingungan karenanya. Kau justru akan berpikir ulang sebelum kau benar-benar yakin bahwa dialah cintamu yg sebenarnya.

Cinta karena Allah adalah ketika kau mengerti, tak hanya kelebihan dari orang itu yang kau lihat, namun juga MEMAHAMI dan MENERIMA kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Sungguh pun kau baru boleh mengatakan bahwa "aku mencintainya" setelah kau benar-benar mengenalnya dgn sebenar-benarnya, yaitu baik dan buruknya. 

Cinta karena Allah itu tidak akan pernah sebatas pada penampilan dan kecantikan. Adakalanya kau akan lebih mencintai sebongkah arang hitam daripada sebutir intan yang berkilauan. Karena sesungguhnya kau sadar bahwa kau membutuhkan sebuah kehangatan yang mampu mengusir rasa dingin dari jiwamu. Lebih daripada sekedar keindahan yang ternyata membuatmu beku kedinginan. 

Cinta karena Allah itu TIDAK akan tumbuh dari kecantikan seseorang. Namun KECANTIKAN seseorang justru akan tampak ketika kau mencintainya. Adalah bagaimana kau bisa mencintainya karena akhlak dan agamanya, bukan pada rupa, harta, ataupun nasabnya. karena dengan inilah kau bisa menepis kefakiran, kehinaan, ketidak bahagiaaan, dan kemudian menggantinya dengan kemuliaan yang diridhoi oleh Allah SWT. 

Cinta karena Allah akan membuatmu merasa tidak perlu memiliki meskipun dalam hatimu kau sangat ingin. Adalah bagaimana kau bisa ikhlas ketika dia ternyata lebih mencintai orang lain dan bahkan kau pun bisa berdoa agar mereka bisa berbahagia.

Cinta karena Allah tidak akan menggiringmu pada jurang kemaksiatan. Ketika kau melihat dia dan mencintainya, hal itu akan membuatmu semakin berbenah diri, kau menjadi mampu melihat kekurangan-kekurangan dirimu untuk kemudian memperbaikinya. 

Cinta Karena Allah tidak akan membuatmu berpikir sempit, justru kau akan berpikir lebih jauh ke depan, lebih matang, lebih dewasa, dan ke arah yang lebih serius…!! Kau tidak akan berpikir dan membayangkan apabila kalian sudah pacaran, namun kau sudah berpikir ke arah pernikahan. Karena kau sadar bahwa ia jauh lebih kokoh, suci, berarti dan bermakna di hadapan Allah daripada sekedar pacaran. 

Cinta karena Allah terkadang tak tumbuh dengan sendirinya. Kita seperti layaknya diberi biji untuk ditanam. Lalu ia tergantung pada bagaimana kita merawatnya. Jika kita baik, maka baik pulalah perasaan itu, dan juga sebaliknya. Terkadang pula bisa jadi ia tumbuh dengan sendirinya. Ada saat dimana kau terkadang ingin membunuh saja perasaan tersebut namun entah mengapa kau tak berdaya. Karena sebenarnya bukanlah kita yang menumbuhkan perasaan cinta tersebut, namun Rabb yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang lah yang berkehendak atas segala perasaan itu. 

Cinta karena Allah Bukanlah tentang bagaimana kalian saling memandang, namun bagaimana tentang kalian melihat ke arah yang sama, dan berjalan ke arah yang sama. Kalian sadar bahwa kalian tidak akan mampu menghadapi perjalanan tersebut sendirian melainkan kau butuh seseorang untuk berjalan disisimu, yang saling membantu, saling meringankan, dan saling mengarahkan dalam perjalanan menggapai Ridha-Nya 

Cinta karena Allah tidaklah selalu membutuhkan beragam kesamaan diantara kalian. Namun yang terpenting adalah kesamaan prinsip dan tujuan, yaitu menggapai ridha Allah SWT. dalam dirimu kau pun ingin agar kau merasa layak untuk mencintai dan dicintai olehnya.

Segala puji hanya bagiMu Ya Rabb Sang penguasa tidak ada yang luput dari pengetahuanMu..tidak akan habis air lautan atau bhkan lebih dari itu untuk menuliskan kalam Mu ..selalu berusaha untuk dapat memahami bahwa tidak ada yang sia-sia atas yang Engkau tentukan dan berprasangka yang terbaik untuk semuanya.Engkau Yang Maha Kuasa atas segalanya dan berkehendak tidak ada yang tidak mungkin.