Laman

Senin, 30 April 2012

Menjemput Cinta Karena Allah






Sahabatku, Jodoh dan cinta tak bisa dipisahkan. Bila kita bertemu jodoh kita semata-mata karena cinta tentunya hal itu akan rapuh, maka cintailah dia karena cinta kita kepada Allah. Cinta adalah salah satu sifat Allah yang maha Agung, oleh karena itu juga di dalamnya, di dalam cinta ada keagungan, keagungan cinta. Manusia diperintahkan untuk meniru akhlak Allah. Dalam hal cinta, orang yang memiliki perasaan cinta dan bisa mencintai adalah manusia yang mulia. Namun cinta itu bertingkat-tingkat. Menurut Imam al Ghazali, ada empat tingkatan kualitas cinta.

Pertama, Ada orang yang hanya mencintai diri sendiri, cinta diri. Segala ukuran kebaikan hanya diukur dengan kepentingan dirinya. Ini adalah cinta yang paling rendah kualitasnya. Kedua, Ada orang yang mencintai orang lain sepanjang orang itu membawa keuntungan bagi dirinya. Jika keuntungan dari cinta itu sudah tidak ada maka cintanya putus. Cinta tingkat ini adalah cinta pedagang, cinta transaksional. Ketiga, Ada orang yang mencintai orang baik, meski ia tidak diuntungkan sedikitpun dari orang yang dicintainya itu. Cinta tingkat ini sudah termasuk cinta yang agung. Ada orang yang mencintai kebaikan murni terlepas dari siapapun yang memiliki kebaikan itu. Cinta tingkat ini adalah yang tertinggi, dan merekalah yang dapat mencintai Allah, karena Allah itu adalah kebaikan.

Sahabatku yang ingin segera menikah, jadikanlah mawaddah warahmah sebagai motiv cinta untuk menemukan jodoh anda, cinta yang membawa ketenteraman, ketenangan dan kebahagiaan dalam mengarungi bahtera rumah tangga hanya dengan mengharap keridhaan Allah. Jangan putus asa, tetaplah berikhitiar dan memohon kpd Allah maka Allah akan mengirimkan jodoh yg terbaik untuk anda.

---
Sahabatku, aminkan doa bila anda ingin segera mewujudkan impian unt mendapatkan jodoh yg terbaik dari sisi Allah, mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah. 'Rabbana hablana milladunka zaujan thayyiban wayakuna shahiban lii fiddini waddunya wal akhirah' Artinya. 'Ya Tuhan kami, berikanlah kami pasangan yg terbaik dari sisiMu, pasangan yg juga menjadi sahabat kami dlm urusan agama, urusan dunia & akhirat.'

Amin...



Minggu, 29 April 2012

Selalu Bersyukur Kepada Allah




Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Q.S.Ibrahim, 14:7)

Allah menyamakan penambahan nikmat dengan perilaku syukur (rasa terima-kasih). Penambahan karunia-Nya adalah tanpa batas, seperti halnya rasa syukur kepada-Nya yang tidak berakhir. Allah menegaskan dalam Al-Quran pahala bagi insan-insan yang bersyukur, Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur (Q.S Ali Imran, 3 : 144); Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersykur (Q.S Ali Imran, 3:145).

Umar bin Abdul Aziz menuturkan, “ikatlah nikmat-nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepadamu dengan rasa terima kasih kepada-Nya. Sesungguhnya, perilaku syukur adalah simpul pengikat nikmat yang kukuh dan kunci utama penambahan nikmat-Nya.”

Sufyan Tsauri menguraikan arti firman Allah, Nanti, kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui (QS. Al Qalam, 68 : 44). Ia menjelaskan bahwa nikmat yang ada di tangan para hamba, pelan tapi pasti, akan lenyap jika tidak dibentengi dengan perilaku syukur. Nikmat yang tidak dibungkus rasa syukur akan menimbulkan niqmah (bencana). Sufyan juga berujar bahwa setiap tindak kemaksiatan yang dilakukan seorang hamba akan mengurangi nikmat Allah yang telah ditulis bagi hamba tersebut. Sebaliknya, setiap perilaku ketaatan yang dilakukan seseorang hamba akan berbuah tambahan nikmat-Nya untuk insan yang taat tersebut.

Sesungguhnya, separuh iman itu adalah sabar dan separuhnya lagi adalah rasa syukur. Rasa syukur terlihat dalam wujud perilaku hati, lisan, organ, dan gerak tubuh secara menyeluruh. Rasa syukur terucap secara lisan dan terpatrikan dalam qalbu. Ungkapan puji kepada Allah adalah wujud lahir kesyukuran. Oleh karena itu, peliharalah nikmat Allah dengan banteng ketaatan, kebaktian dan kepatuhan kepada Allah kapan pun dan dimana pun berada.

Jumat, 27 April 2012

Surat Cinta Untuk Calon Suamiku








Surat Cinta Untuk Calon Suamiku
By : Tri Winarni


Kepada Yth,
Calon Suamiku...

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Dear calon suamiku...

Apa kabarnya imannya hari ini?
Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur
Karena dapat menatap kembali fananya hidup ini. Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yang saat ini tengah kau genggam?

Wahai calon suamiku...
Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya?
Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak. Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini ku rasakan diri ini lebih baik.

Kadang aku bertanya-tanya, kenapa Allah selalu mengujiku tepat di hatiku. Bagian terapuh diriku. namun kini aku tahu jawabannya.

Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya kembali mencinyai-Nya. Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah memiliki aku dihatimu..

Calon suamiku...
Entah..
Dimana dirimu sekarang. Tapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaimana Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga akupun bangga memilikimu kelak.


Apa yang kuharapkan darimu adalah kesalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, hanya kesia-sian yang akan kau dapati.

Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi istri yang mendapat keridhaa Allah dan dirimu, suamiku.

Wahai calon suamiku...
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang shalehah, agar kelak menjadi tabungan keduanya di akhirat.

Namun nanti, setelah menjadi istrimu, aku berharap menjadi pendamping yang solehah agar kelak disurga cukup aku yang menjadi bidadarimu, mendampingi dirimu yang soleh.

Aku ini pencemburu berat.
Tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai dari pada aku, aku rela. Aku harap begitu pula dirimu.

Aku yakin kaulah yang ku butuhkan, meski nanti kau bukanlah orang yang kuharapkan..

Calon suamiku yang di rahmati Allah...
Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan ku namai dengan gubuk derita. Karena itulah markas dakwah kita, dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta dan kasih.

Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita, Bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah Taala..

Bunga akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah ku persiapkan diri ini sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku.

Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.

Calon suamiku...
Inilah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaiaan kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Itulah yang kini ku hadapi. Kelak saat kita tengah bersama, maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku, yang akan belajar memahamimu.

Bersabarlah Calon Suamiku..
Doaku Selalu..
Agar Allah Memudahkan Jalanmu Tuk Menjemputku Sebagai Bidadarimu..

Semoga Allah Selalu Menjagamu, Agar Tak Tersentuh Yang Bukan Mahrammu, Meski Hanya Seujung Kuku.. Agar Kau Bisa Mempersembahkan Dirimu Seutuhnya Untukku..

Seperti Hal nya Aku, Yang Ingin Mempersembahkan Diriku Seutuhnya, Hanya Untukmu..

Sudah Dulu Ya Calon Suamiku..
Salam Cintaku Untukmu..

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Calon Istrimu,
Tri Winarni

Rabu, 25 April 2012

Sabar itu Separuh Dari Pada Iman




oleh : Tri Winarni

Hidup adalah perjuangan. itu kata orang memang benar, dalam hidup akan penuh dengan perjuangan. terutama bagi mereka yang memiliki cita-cita besar, baik cita-cita pribadi maupun cita-cita dalam dakwah. Bagi mereka yang tidak memiliki cita-cita besar, tidak akan mampu melihat bahwa hidup penuh dengan perjuangan. Yang ada didepan mereka hanyalah bagaimana mencari kesenangan belaka.

Jika anda merasa hidup penuh tantangan, halangan, rintangan, dan ujiian artinya hidup anda memang penuh perjuangan. Anda termasuk orang yang memiliki cita-cita yang tinggi, baik meraih pencapaian yang besar maupun melepaskan diri dari masalah besar yang menghimpit. Satu hal yang diperlukan dalam perjuangan adalah kesabaran.

Apa itu Kesabaran?

Secara singkat, sabar bisa didefinisikan sebagai ridha, tenang, teguh dan yakin. Sabar bukan berarti diam dan menyerah. Justru orang yang diam dan menyerah bertolak belakang dengan definisi sabar. Rasulullah saw adalah orang yang paling sabar dan selalu sabar, tetapi beliau tetap berperang, tenang saat menghadapi tekanan, dan yakin bahwa kemenangan akan dicapai.

" Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam Al-Khawas, " Sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan Al-Qur'an dan sunnah. Sehingga sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidakmampuan. Rasulullah saw memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata atau (perang)". [Sumber : Dakwatuna.com] "

Anda tidak akan pernah mencapai 1.000 langkah jika Anda kehilangan kesabaran ditengah jalan. Perjuangan akan memberikan hasil, dan pasti akan memberikan hasil, jik diiringi dengan kesabaran. Namun, pada kenyataannya, kesabaran sering kali melemah. Saat 100 langkah sudah berlalu, rasa letih mulai menghinggapi diri, maka kesabaran bisa saja berangsur turun. Sampai-sampai, orang yang lemah kesabarannya mengatakan bahwa sabar ada batasnya. Sabar terasa begitu sulit.

Memang benar, sabar itu berat. Bagi kebanyakan orang, Sabar itu memang berat, kecuali bagi mereka yang khusyuk.

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS. Al Baqarah: 45-46)

Sabar menghadapi kesulitan dan mengerjakan shalat memang berat bagi orang yang tidak khusyuk. Ayat diatas pun menjelaskan kepada kita apa makna khusyuk tersebut (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.

kata kuncinya dikata "meyakini". Meyakini bahwa mereka akan menemui Allah dan mereka akan kembali kepada-Nya. Keyakinan ini, akan menjadikan mereka memiliki cara pandang bahwa nilai dan harga dunia seluruhnya adalah menjadi kecil. Jika seluruh dunia saja kecil, apalagi masalah yang kita hadapi menjadi lebih kecil lagi.

Agar Kesabaran Tetap Ada

Karena itulah, selain sabar, kitapun diperintahkan meminta pertolongan melalui shalat. Shalat adalah penolong yang tidak akan hilang dan bekal yang tidak akan habis. Sabar adalah masalah hati, sementara shalat adalah cara agar kita terus memperbaharui hati kita. Dengan shalat, kita yang lemah ini, akan terhubungan dengan Allah Yang Maha Kuat dan Mahakuasa. Jelas sudah, bahwa shalat akan menaikkan kembali kesabaran kita.

Allah Bersama Orang-orang Yang Sabar

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah 153)

Allah bersama orang-orang yang sabar, menguatkan, memantapkan, meneguhkan, mengawasi dan menghibur mereka. Allah sebagai tempat bergantung, sehingga kita akan terlepas dari keputus-asaan saat menjalani perjuangan.

Hidup memang penuh dengan perjuangan, tetapi selama kita bersabar kita tidak perlu takut karena Allah bersama orang-orang yang sabar.



Minggu, 22 April 2012

Penantian





***

Penantian adalah satu ujian
tetapkanlah ku selalu dalam harapan
karena keimanan tak hanya diucapkan
adalah ketabahan menghadapi cobaan
sabarkanlah ku menanti pasangan hati
tulus kan kusambut sepenuh jiwa ini
di dalam asa diri menjemput berkahMu
tibalah ijinMu atas harapan ini
Robbi teguhkanlah ku dipenantian ini
Berikanlah cahaya terangmu selalu
Robbi hanya padamu ya doaku ini
Duhai tempat mengadu segala rasa diri



>> Bismillahirrahmanirrahim… <<



~ Kutipan untuk wanita Sabar ~



~ Kutipan Laki-laki Shalih ~



# Proses penantian bagian 1 #



## Ada harapan dalam penantian ##



$ Wujud dari keimanan $



$$ Tabah dalam menghadapi cobaan $$



@ Orang bijak berkata @



* Sabar ku bagian 1 *



* Menanti pasangan hati *



# kan ku sambut dgn Tulus #




* Dalam harapan ku *



* Tiba saat Nya *



* Atas harapan *



# Meneguhkan hati dlm penantian #



~ Ya Allah...~



~ hamba berdoa & Ikhtiar ~



~ hanya bersanda kepada Mu ~



* Kepada Allah...*



* Doa ku 1.....*



* Doa ku 2.....*



* Doa ku 3.....*



**************************************************************************

"Peringatan Rasulullah: "Bukan termasuk golonganku orang-orang yang merasa khawatir akan terkungkung hidupnya karena menikah kemudian ia tidak menikah." (HR. Thabrani). "

Apa yang menghimpit saudara kita sehingga MEREKA SANGGUP MENETESKAN AIR MATA. Awalnya adalah KARENA MEREKA MENUNDA APA YANG HARUS DISEGERAKAN, MEMPERSULIT APA YANG SEHARUSNYA DIMUDAHKAN. Padahal Rasululloh berpesan: "Wahai Ali, ada TIGA PERKARA JANGAN DITUNDA-TUNDA, apabila SHOLAT TELAH TIBA WAKTUNYA, JENAZAH APABILA TELAH SIAP PENGUBURANNYA, dan PEREMPUAN APABILA TELAH DATANG LAKI-LAKI YANG SEPADAN MEMINANGNYA." (HR Ahmad) "
-- M. Fauzil Adhim


****************************

A Prayer 

Tuhanku…
Aku berdo’a untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku
Seseorang yang sungguh mencintaiMu lebih dari segala sesuatu
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMu

Wajah tampan dan daya tarik fisik tidaklah penting
Yang penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau
dan berusaha menjadikan sifat-sifatMu ada pada dirinya
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidaklah sia-sia

Seseorang yang memiliki hati yang bijak tidak hanya otak yang cerdas
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku
Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi juga dapat menasihatiku ketika aku berbuat salah

Seseorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tapi karena hatiku
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi
Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika aku di sisinya

Tuhanku…
Aku tidak meminta seseorang yang sempurna namun aku meminta seseorang yang tidak sempurna,
sehingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna

Tuhanku…
Aku juga meminta,
Buatlah aku menjadi wanita yang dapat membuatnya bangga
Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sekedar cintaku

Berikanlah sifat yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMu
Berikanlah aku tangan sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dan bukan hal buruk dalam dirinya
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,
mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat dan tersenyum untuk dirinya setiap pagi

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan:
“Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna.”

Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat
Dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan

Amin….


**************************************************************************


 * Damaikan aku dengan ketentuan-Mu... *



* Orang bijak berkata... *



* Sabar ku bagian 1 *



* Menanti pasangan hati *



# kan ku sambut dgn Tulus #



* Sepenuh Jiwa *



* Dalam harapan ku *



* Menjemput berkah-Mu... *



* Tiba saat Nya *



* Atas harapan *



~ Ya Allah...~



~ Teguhkan hatiku dlm penantian ini ~



~ Berikan petunjuk cahaya terangMu ~




~ hamba berdoa & Ikhtiar ~



~ hanya bersandar semata ~



~ Kepada Allah ~



~ Ya Allah...~



~ Ridhailah penantian kami ~



* Hadirkanlah ketenteraman *

Jumat, 20 April 2012

Bergegaslah dalam Kebaikkan





Oleh : Tri Winarni

Kita semua pasti punya cita-cita, tapi tidak semua cita-cita itu tercapai. Ketika cita-cita itu tidak tercapai atau sulit tercapai, maka kta mungkin mengubah cita-cita itu. Tapi tak mengapa! Cita-cita itu memang bisa setinggi bintang-bintang di langit biru.

Biasanya cita-cita itu sesuatu hal yang baik. Misalnya, ingin menjadi dokter, ingin menjadi politikus ulung dll. Namun, dalam mewujudkan cita-cita itu sering menggunakan berbagai cara meskipun itu merugikan orang lain. Tentu saja hal ini akan membuat keresahan di masyarakat. Oleh sebab itu, capailah cita-cita itu dengan jalan yang baik.

Berbuat baik itu sesuatu yang indah meskipun berat melaksanakannya. Padahal berbuat baik itu sesungguhnya hasilnya akan dirasakan oleh kita sendiri. Memang, buah kebaikkan itu matangnya sangat lambat. Kita harus merawatnya dengan sabar. Tapi yakinlah bahwa buah kebaikkan itu akan berlipat ganda.

Memang, untuk menghasilkan buah kebaikkan, maka pohon kebaikkan itu pasti diserang oleh berbagai macam hama dan penyakit, seperti dengki, iri, hasut, fitnah dan lain sebagainya. Tujuannya adalah memetik buah yang ranum itu tanpa harus susah payah. Untuk itu, kita harus merawat, memupuk, menyiram dan mengusir hama dan penyakit dari pohon tersebut. Memang, sering kali serangan begitu bertubi-tubi, sehingga terpaksa kita harus meninggalkan pohon kebaikkan yang kita tanam dengan susah payah dan membiarkan orang lain memetik buahnya. Itulah yang namanya ujian buat kita. Jika kita ikhlas menerima ujian tersebut, Insya Allah kita akan mendapatkan gantinya berlipat ganda dari sumber pohon kebaikkan yang lain. Percayalah!

Rabu, 11 April 2012

Perbuatan Baik







Perbuatan baik ('amilunshalihan), adalah salah satu dari konsep-konsep kunci di dalam Al-Qur'an. Dalam bahasa Arab, kata kebaikan terdiri dari arti baik dan bermanfaat. Dalam bahasa Arab, kata "ishlah", juga berasal dari akar yang sama. Konsekuensinya di dalam bahasa indonesia, setiap hal yang dilakukan untuk kebaikan agama, disebut perbuatan baik. Dalam istilah Al-Qur'an, segala hal yang diniatkan untuk mencari keridhaan Allah adalah perbuatan baik.

Keselamatan seseorang tidak semata bergantung kepada iman; tanda-tanda keimanan yang ikhlas dan perbuatan baik juga menyelamatkan jiwa. Syahadat yang tidak disertai menjalankan perintah agama, tidak akan menyelamatkan seseorang. Di dalam Al-Qur'an, Allah menyatakan sebagai berikut:
Apakah orang-orang mengira bahwa mereka akan dibiarkan saja seenaknya berkata: "Kami telah beriman", padahal keimanan mereka itu belum diuji? Al-Ankabut: 2-3

Niat seseorang melakukan perbuatan baik membuktikan semangatnya. Perbuatannya menandakan ketekunan, stabilitas, keteguhan hati, dan kesetiaannya; dengan kata lain kedalaman imannya.

Di dalam Al-Qur'an, Allah memberitahu kita tentang bermacam perbuatan baik. Menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat, berjuang untuk kemakmuran dan kesejahteraan umat Islam, berusaha mencapai pemahaman yang lebih baik tentang Al-Qur'an, menyelesaikan setiap persoalan umat Islam, baik yang pribadi maupun yang umum; kesemuanya itu adalah perbuatan baik. Bentuk penganutan ajaran Islam yang mendasar seperti shalat, puasa, zakat, dan haji; adalah bagian dari perbuatan baik juga:
Bukanlah termasuk golongan kebajikan menghadapkan muka ke arah timur dan barat, tetapi yang termasuk golongan kebajikan, ialah beriman kepada Allah, hari akhirat, malaikat-malaikat, Kitab-kitab, nabi-nabi, memberikan bantuan yang disayanginya kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang terlantar dalam perjalanan, peminta-minta, dan memerdekakan perbudakan, mengerjakan shalat, menunaikan zakat, menepati janji yang telah diperbuat, sabar menderita kemiskinan dan kemelaratan, terutama ketika perang. Itulah orang-orang yang benar keimanannya, dan itu pulalah orang-orang yang takwa.Al-Baqarah: 177

Namun masih ada poin lain yang pantas disebut. Perkara yang menjadikan tindakan suatu kebaikan ialah niat dibelakangnya. Suatu tindakan menjadi kebaikan apabila diniatkan untuk mencapai keridhaan Allah. Inilah yang membedakan perbuatan baik dan amal; sebuah konsep yang dianggap lazim di masyarakat kita. Sebuah perbuatan baik dilakukan karena Allah. Sebaliknya, konsep amal yang berlaku di masyarakat, didasarkan pada semangat solidaritas sosial dan hasrat pribadi supaya disebut dermawan.

Ayat di bawah ini menjelaskan kenapa perbuatan orang mukmin sama sekali tidak sama dengan sedekah:
Mereka menunaikan kewajiban nadzar, dan takut akan satu hari, dimana siksaannya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang yang miskin, anak-anak yatim dan tawanan. Bahwasanya kami memberi makanan itu, semata-mata untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dan ucapan terima kasih dari padamu. Bahwasanya kami benar-benar takut kepada siksaan "Hari dengan muka asam penuh cemberut", yang datang dari Tuhan kami. Al-Insan: 7-10

Perbuatan baik apapun yang tidak diniatkan karena Allah, bukanlah perbuatan baik sebab diniatkannya untuk memberi kesan baik kepada manusia. Inilah yang di dalam istilah Al-Qur'an disebut menyekutukan Allah, yang merupakan dosa besar. Dalam ayat dibawah ini Allah menjelaskan bagaimana sebuah tindakan yang dilakukan bukan karena Allah kehilangan maknanya dan menjadi sebuah tindakan biasa.
Celakalah mereka yang mengerjakan shalat, yang lalai dalam mengerjakan shalatnya Maksudnya dia melakukan shalat dengan fisiknya, namun tidak ada pengaruh shalat itu pada mentalnya. Yang hanya pura-pura agar dilihat orang saja.Al-Ma'un: 4-6. Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu hapus pahala sedekahmu, dengan menempelakkan kebaikanmu dan melukai perasaan si penerima. Samalah dengan orang yang mendermakan hartanya karena ingin pujian orang, sedang dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Perumpamaan yang sama dengan sebuah batu yang licin, di atasnya ada tanah. Kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, sampai licin tandas tanahnya. Hilang percuma semua usaha mereka itu. Allah tidak akan memberi pimpinan kepada orang-orang yang kafir. Perumpamaan orang-orang yang mendermakan harta bendanya demi mengharapkan keridhaan Allah dengan penuh keyakinan, adalah seperti sebuah kebun di dataran tinggi yang mendapat siraman hujan lebat, hasilnya dua kali lipat. Kalau hujan lebat itu tidak ada, hujan gerimispun sudah memadai. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.Al-Baqarah: 264-265.
Begitu juga orang-orang yang menafkahkan hartanya supaya dilihat, didengar dan dipuji orang dan mereka tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan orang-orang yang berkawan dengan setan, ingatlah setan itu adalah kawan yang seburuk-buruknya. Apa keberatannya bagi mereka jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan menafkahkan sebagian rizki yang telah diberikan Allah kepadanya? Dan Allah Maha mengetahui keadaan mereka. An-Nisa: 38-39

Pendek kata, perkara yang membuat sebuah tindakan menjadi sebuah perbuatan baik adalah niat dibelakangnya. Jika niatnya baik, perbuatannya menjadi baik, bahkan walaupun hasil yang diinginkan tidak dicapai. Sebagai contoh, dengan niat mencari keridhaan Allah, seorang mukmin beribadah sepenuh hati namun usahanya kurang maksimal atau tidak mencapai tujuan, dia tetap mendapatkan pahala. Setiap mukmin hendaknya mengakui bahwa ada alasan mengapa Allah tidak selalu membiarkan seseorang mencapai tujuannya:
Diwajibkan atasmu berperang, padahal perang itu peristiwa yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia baik untukmu; dan boleh jadi pula kamu menyenangi sesuatu, padahal ia buruk untukmu. Dan Allah yang mengetahui sedangkan kamu tidak. Al-Baqarah: 216

Allah mengetahui segala hal yang baik untuk manusia. Karenanya hasil dari setiap perbuatan selalu bersandar kepada Allah. Setiap kewajiban hendaknya dilakukan semata untuk mencapai keridhaan Allah. Seperti dinyatakan diatas, niat adalah esensi dari perbuatan baik. Ini karena fakta bahwa Allah tidak memerlukan apapun yang dipersembahkan oleh hambanya. Firman Allah:
Hai manusia! Kamulah yang berkepentingan kepada Allah, sedang Allah itu Maha Kaya dan tumpuan puji. Jika Dia mau, niscaya dimusnahkan-Nya kamu dan digantinya kamu dengan makhluk yang baru. Hal itu bagi Allah tidak sukar. Fathir: 15-17

Allah dapat melakukan apapun yang diinginkan tanpa memerlukan perbuatan dan usaha dari orang mukmin supaya agamanya menang:
Dialah yang membentangkan persada bumi, lalu dijadikan-Nya disana gunung-gunung dan sungai-sungai. Dan Dialah yang menjadikan semua jenis buah-buahan serba berpasangan Maksudnya jantan dan betina, serta Dia pulalah yang menyungkupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada hal-hal yang demikian ditemukan tanda-tanda kebesaran Tuhan bagi orang-orang yang mau berfikir. Ar-Ra'du: 3

Pendek kata, jika seorang manusia melakukan perbuatan baik, perbuatannya itu menambah keuntungan pribadinya. Tindakan yang benar adalah cara pasti untuk mencapai keselamatan abadi:
Dan barang siapa yang berjihad, maka kemanfaatan jihadnya itu, adalah untuk dirinya sendiri, karena sesungguhnya Allah sungguh-sungguh Maha Kaya, tak membutuhkan sesuatupun dari alam semesta ini. Al-Ankabut: 6

Orang yang shalat, zakat, puasa, atau mendukung Islam, pada intinya berbuat untuk dirinya sendiri. Dirinya sendirilah yang memerlukan berbuat baik. Sebagai balasannya, dia akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. Untuk alasan yang sama, dihadapan Allah, sebuah perbuatan baik diterima hanya ketika perbuatan itu dilakukan dengan niat baik:
Daging-daging dan darah binatang ternak itu tidak akan sampai kepada Allah. Namun yang akan sampai kepadaNya hanyalah ketakwaan dari hatimu jua. Demikianlah Dia menguntukkan binatang ternak itu bagimu, Semoga kamu mengagungkan Allah berkenaan dengan petunjukNya kepadamu. Lalu berilah berita gembira kepada orang-orang yang berbuat kebajikan.Al-Hajj: 37

Karenanya, ketika melakukan perbuatan baik, sangat penting untuk senantiasa mengingat Allah dengan cara berdoa agar diterima amalannya. Doa Nabi Ibrahim dan Ismail adalah contoh yang bagus:
Ingat pulalah ketika Ibrahim dan Ismail membina dasar-dasar Baitullah, keduanya berdo'a: "Wahai Tuhan kami! Terimalah karya kami, sesungguynya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui". Wahai Tuhan kami! Jadikanlah kami berdua, manusia muslim yang patuh kepadaMu, dan begitu juga jadikanlah anak cucu kami umat yang patuh juga kepada-Mu, dan tunjukkanlah kepada kami peraturan ibadat haji kami, dan terimalah tobat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat dan Maha Penyayang. Al-Baqarah: 127-128

Teguran Allah kepada Daud dan umatnya, juga menekankan arti doa dan bersyukur kepada Allah selama berbuat baik:
Jin-jin itu mengerjakan untuk Sulaiman apa yang dipesankannya, seperti: Gedung-gedung yang tinggi, arca-arca, dulang-dulang Piring yang besar raksasa bagai kolam air, dan cerek-cerek raksasa yang tetap terletak di atas tungku karena besarnya. Bekerjalah hai Keluarga Daud, dengan penuh rasa terima kasih! Namun sedikit sekali di antara hamba-hambaku yang tahu terima kasih itu! Saba: 13

Ini adalah tipe ibadah yang memperkuat iman seseorang kepada Allah. Pernyataan syahadat seseorang dikuatkan dengan ibadah:
Barang siapa yang menghendaki Kejayaan, maka kejayaan itu hanya ada dalam pengabdian pada Allah sepenuhnya. Kepada dialah menjulang setiap ucapan yang baik Yang dimaksud dengan ucapan yang baik antara lain: kalimat tauhid, dzikir, dan membaca Al-Qur'an., sedang setiap perbuatan kebajikan menunjangnya. Adapun bagi mereka yang berbuat makar buruk telah disediakan suatu siksaan yang dahsyat. Rencana makar mereka itu segera akan nampak kegagalannya. Fathir: 10

Seorang mukmin tekun yang melakukan perbuatan baik selama hidupnya akan memperoleh surga dan nikmat yang berlimpah:
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan perbuatan kebajikan. (Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang, melainkan sekedar kesanggupannya) Kalimat yang terletak antara dua tanda kurung, adalah sebagai peringatan bahwa untuk mendapatkan sebutan "penghuni syurga" dengan syarat beriman dan mengerjakan perbuatan kebajikan adalah sangat mudah tanpa kesulitan apapun. Merekalah penghuni-penghuni syurga dan mereka kekal di dalamnya. Kami hapuskan semua dendam yang bersarang di dalam dadanya yang menyebabkan ia terganggu dari menikmati syurga yang banyak mengalir sungai-sungai di bawahnya, sementara itu mereka mengatakan: "Segala pujian untuk Allah yang telah memimpin kami untuk mendapatkan syurga ini, tidaklah kami akan menemui jalan ini, kiranya Allah tidak memimpin kami". Sesungguhnya Rasul-rasul Tuhan kami, betul-betul datang membawa kebenaran. Lalu diserukan kepada mereka: "Itulah syurga yang diwariskan kepadamu sebagai balasan dari kebajikan yang kamu kerjakan dahulu". Al-A'raf: 42-43

Diterjemahkan dari "The Basic Concepts in The Qur'an" karya Harun Yahya. www.harunyahya.com. Terjemahan Al-Qur'an dikutip dari "Terjemah dan Tafsir Al-Qur'an" susunan Bachtiar Surin terbitan Fa. SUMATRA Bandung.

Minggu, 08 April 2012

Maaf, Tolong dan Terima Kasih





Orang pernah bilang, “Dont judge the books from its cover!”.
Wajah sebuah buku adalah sampulnya, tapi menilai isi buku hanya dengan melihat sampulnya saja tentu bermasalah. 
Begitupun kalau kita hanya menilai seseorang dari luarnya saja maka yang ada adalah penilaian semu, dan ini akan lebih bermasalah. 
Dikatakan bermasalah karena penilaian luar cenderung bersifat simbolisasi, sehingga semua itu membuat kita buta pada keindahan nilai dalam.

Buku ini yg mengInspirasiku, biarpun kecil bukunya, tpi makna & syarat isinya sangat Luar Biasa.
disaat sendiri diwaktu luangku sempatkan jjl ke toko buku Gramedia
Buku kecil ini yg pertama kali aku baca
bukan promosi tpi aku telah membuktikannya
Selamat Membaca....!!!!!


Ahlan Wa Sahlan! Kayfa haalukum? Semoga teman-teman selalu dalam kondisi sehat wal’afiat. Mari dikesempatan yang baik ini kita kaji tentang tiga kata sakti yang sering terlupakan oleh kita, yaitu “maaf”, “tolong” dan “terima kasih”. Ketiganya adalah kata-kata yang terlihat sederhana, namun sebenarnya memiliki arti yang sangat besar dan bermakna positif bagi siapa saja yang mendengarnya. Anehnya, meskipun tiga kata itu sangat bermakna positif, tapi mengapa sepertinya sangat sulit sekali ya keluar dari mulut kita?


Maaf
Manusia adalah tempatnya salah dan khilaf, seperti ungkapan terkenal “nobody’s perfect”. Dari mulai tukang becak sampai seorang presiden sekalipun pasti pernah berbuat kesalahan. Bahkan, Nabi Muhammad SAW, pemimpin terhebat dan terbesar sepanjang sejarah umat manusia, pernah melakukan kesalahan dan ditegur langsung oleh Allah SWT saat beliau memalingkan pandangan dari seorang buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum yang ingin belajar tentang Islam.

Digambarkan saat itu Rasulullah berwajah masam dan memalingkan pandangan dari si buta karena sedang menjamu para pembesar suku Quraisy. Atas sikapnya ini, Allah SWT menegur beliau yang kemudian diabadikan di dalam Al-Qur’an surat ke 80, ‘Abasa. Inilah yang membedakan antara manusia biasa dengan seorang Nabi. Di saat seorang Nabi melakukan kesalahan, Sang Maha Pencipta-lah yang langsung memberikan teguran dengan cara-Nya.

Kalau seorang Nabi saja yang sebenarnya terjaga dari dosa melakukan kesalahan, bagaimana kita ini? Tapi kenapa tetap susah sekali untuk mengucapkan kata ”maaf”? Jawabannya adalah karena “maaf” membutuhkan keikhlasan yang luar biasa bagi yang mengucapkannya. Selain itu, banyak yang tidak mau mengucapkan karena anggapan salah selama ini yang menyatakan bahwa meminta maaf itu berbanding lurus dengan kekalahan, kelemahan dan ketidakberdayaan.

Padahal tidak seperti itu. Meminta maaf justru akan membuat kita semakin mulia, bukan hanya di sisi manusia namun juga di sisi Allah SWT. Di sisi manusia, meminta maaf akan menumbuhkan rasa kasih sayang di antara sesama. Jika orang yang meminta maaf tulus dan ikhlas, maka itu bisa dirasakan oleh orang yang dimintakan maaf, dan hal tersebut akan menyambung kembali tali silaturahmi diantara keduanya. Suatu permusuhan yang sudah sangat lama pun bisa selesai hanya jika salah satu pihak berinisiatif untuk meminta maaf. Hilangkan perasaan gengsi. Kalo mau gengsi-gengsian mending kelaut aja hehe…

Di sisi Allah SWT, orang yang meminta maaf tulus kepada orang lain akan dilihat oleh-Nya sebagai orang yang rendah hati dan tidak sombong. Kesombongan sering menjadi alasan mengapa kita tidak mau meminta maaf. Dari mulai sombong karena status sosial, harta, jabatan, pangkat, hingga karena merasa tidak bersalah. Kesombongan adalah sifatnya syaitan karena itulah sifat yang ditunjukkan pertama kalinya di saat dia tidak mau sujud kepada Nabi Adam.

Kesombongan dapat menghalangi seseorang untuk masuk ke dalam Surga, meskipun bentuk kesombongan itu teramat kecil. Rasulullah SAW bersabda,“Tidak masuk surga orang yang di dalam hati ada kesombongan meskipun hanya sebesar biji sawi.” (HR. Muslim)

Meminta maaf dapat menghilangkan rasa sombong yang ada dalam hati karena membuat kita bisa menerima keadaan diri sebagai makhluk yang tidak mungkin luput dari kesalahan. Mengucapkan “maaf “tidak berarti kita mengakui kekalahan, melainkan membawa kemenangan karena mampu menguasai emosi kesombongan yang ada di dalam hati kita. ”Maaf” mengajarkan bahwa semua manusia adalah sama dan kebenaran adalah hak bagi siapa saja, tanpa terkecuali.


Tolong
Manusia itu diciptakan sebagai makhluk sosial. Maksudnya, kita tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Bahkan, sampai meninggal dunia pun kita masih membutuhkan bantuan, paling tidak 4 orang, untuk mengangkat jenazah kita dan dimasukkan ke dalam kubur. Setelah kita sadar dengan kenyataan tersebut, lalu mengapa kata “tolong” sangat sulit diucapkan ya? Apalagi, bagi orang-orang yang merasa memiliki kedudukan sosial yang tinggi.

Padahal, kedudukan sosial itu tidak berpengaruh apa-apa. Kedudukan sosial hanya dalam bidang pekerjaan, dan bukan dalam derajat manusia. Di antara sesama manusia itu tidak ada perbedaan status, kecuali tingkat ketakwaannya. Kata “tolong” membuat kita sadar akan keterbatasan dan kelemahan yang dimiliki. “Tolong” membuat kita lebih mampu untuk menerima diri sendiri secara apa adanya, dan melihat apa yang bisa dan tidak bisa kita lakukan.

Sebagian orang merasa tidak perlu meminta tolong karena menganggap orang yang kita perintahkan itu memang sedang mengerjakan kewajibannya. Saat seorang majikan meminta untuk memasak, mungkin sang majikan memang sudah menganggap bahwa tugas pembantu itu salah satunya ya memasak, jadi tidak perlu lagi menyuruhnya dengan embel-embel kata “tolong”.

Padahal hidup ini kan seperti roda. Kadang kita di atas, terkadang di bawah. Kadang kita meminta pertolongan orang lain, di saat lain orang lain akan meminta pertolongan kepada kita. Selain itu, cara meminta tolong pun menjadi penting. Coba posisikan diri kita di saat orang lain meminta pertolongan kepada kita tapi dengan cara yang tidak baik, atau bahkan mungkin menyuruh dengan kasar. Bagaimana perasaan kita? Pasti tidak suka kan? Kalo pun ada orang yang suka dikasarin berarti ada kelainan itu orang hehe

Sungguh indah jika kita terbiasa hidup dalam suasana saling tolong menolong, karena Islam sendiri telah mengajarkan budaya ini. Allah SWT berfirman, “…Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…” (QS. Al-Maidah [5] : 2)

Ayah saya selalu mengajarkan jika ada seseorang meminta pertolongan dan saya dalam kapasitas mampu untuk menolongnya, maka wajib hukumnya untuk memberikan pertolongan. Beliau mengajarkan kepada saya untuk selalu memiliki sifat 3H’s: Honest, Humble dan Helpful. It is really true because“Honest is the best attitude, Humble is the best approach and Helpful is the best investment.”

Ya memang benar, menolong orang lain merupakan suatu investasi karena bisa saja suatu saat gantian kita yang akan membutuhkan pertolongan orang tersebut. Bukankah hidup ini seperti roda? Kadang kita berada di atas dan di lain waktu kita akan berada di bawah. Saat kita berada di atas, sebetulnya harus lebih sering lagi menolong orang lain karena ingat, bahwa sewaktu-waktu roda kehidupan bisa bergerak ke bawah. Tolong lah orang-orang yang membutuhkan bantuan dari kita. Apalagi, jika orang yang meminta pertolongan sedang dalam kondisi terzhalimi.

Seperti yang telah dijelaskan Rasulullah dalam haditsnya, “Tolonglah saudaramu yang menzhalimi dan yang terzhalimi.” Para sahabat pun bertanya, “Menolong yang terzhalimi memang kami lakukan, tapi bagaimana menolong orang yang berbuat zhalim?” Rasulullah menjawab, “Membantu mencegahnya dari terus menerus melakukan kezhaliman itu berarti engkau telah menolongnya”. (Bukhari dan Ahmad)


Terima Kasih
Ucapan “terima kasih” adalah salah satu bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT melalui perantara manusia. Syukur sendiri merupakan hal yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya, “Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”‘ (QS. Ibrahim [14] : 7)

Dalam ayat tersebut terdapat Allah SWT bahwa siapa saja yang bersyukur maka akan ditambahkan nikmat dan bagi siapa saja yang ingkar akan mendapat adzab. Sebenarnya, itu sama saja dengan hubungan kita kepada sesama manusia. Di saat kita mendapatkan bantuan / pertolongan dari orang lain, lalu kita menghargainya dengan mengucapkan “terima kasih” atas segala kebaikannya, maka bisa dipastikan orang itu akan merasa senang dan mau untuk menolong lagi di lain kesempatan.

Jangan pernah lupa untuk mengucapkan “terima kasih”, karena itu adalah penghargaan terhadap segala kebaikan yang telah diberikan oleh orang lain kepada kita. Namun sayangnya, kita sering sekali lupa untuk mengucap kata sakti ini. Bagi sebagian yang lain, “terima kasih” sangat sulit untuk diucapkan karena memang ucapan “terima kasih” membutuhkan ketulusan dari yang mengucapkannya.

Menurut sebuah riset, dalam menjalani hubungan dengan orang lain, ucapan “terima kasih” sekecil apapun dapat membuat suatu hubungan menjadi harmonis dan lebih baik. Baik itu dalam rumah tangga, pekerjaan, pernikahan, dan pacaran hehe.. Coba tanya dari pedagang gado-gado sampai pedagang berlian, pasti mereka senang jika dihargai, terlepas dari apapun profesinya. Hal ini bisa terjadi karena memang dasarnya manusia itu suka dihargai.

Saya pernah membaca buku bagus yang berjudul “The True Power of Water” karangan Dr. Masaru Emoto, seorang peneliti dari Jepang. Dalam buku itu dijelaskan bahwa air memiliki banyak keistimewaan. Salah satu yang fakta yang dipaparkan bahwa ternyata air bisa merekam pesan, seperti pita magnet atau compact disk. Air mampu untuk “mendengar” kata-kata, dapat “membaca” tulisan, dan bisa “mengerti” setiap pesan yang disampaikan.

Rasulullah pun ternyata sudah pernah menyampaikan hal tersebut dalam haditsnya, “Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya. Barangsiapa minum supaya kenyang, dia akan kenyang. Barangsiapa minum untuk menyembuhkan sakit, dia akan sembuh.” Setiap kata-kata dan perilaku positif yang dilakukan terhadap air, maka air akan merespons secara positif dan berbentuk indah. Tapi jika kata-kata kasar yang diucapkan, maka air akan berubah bentuk menjadi sangat buruk.

Dr. Emoto melakukan penelitian terhadap air menggunakan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Percobaan pertama saat air diucapkan kata “Arigato” yang artinya terima kasih, ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang sangat indah. Selanjutnya diucapkan kata “setan”, kristal berbentuk sangat buruk dan mengerikan. Kemudian air diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Tapi ketika musik heavy metal yang diperdengarkan, kristal tersebut langsung hancur. Subahanallah bukan?

Lalu apa hubungannya sama manusia? Tentu ada! Sekitar 75% kandungan dari tubuh manusia berupa air. Dalam setiap tubuh makhluk hidup, komposisi air pastilah yang paling banyak, dan itulah yang menciptakan kehidupan. Hal ini pun sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an, “…Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Q.S. Al-Anbiya [21] : 30)

Karena komposisi air terbanyak, ini berarti bahwa sifat-sifat yang ada dalam air tentunya akan ada juga dalam tubuh manusia. Coba saja buktikan dan bandingkan, saat kita mengucapkan kepada teman kita, “Terima kasih ya, semoga Allah SWT membalas kebaikan kamu.” Apa reaksi teman kita? Pasti senang dan hatinya berseri-seri. Apalagi kalo yang ngucapin itu TTM-nya, bisa ga tidur semaleman. Tapi apa jadinya jika kita mengucapkan, “Hi monyet, ambilin buku di meja situ dong! Cepetan ga pake lama!”, kira-kira apa reaksi teman kita? hehe…

Ya itulah manusia, fitrahnya adalah suci. Allah SWT memiliki sifat Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang dan Yang Maha Lembut. Maka Dia suka dengan kasih sayang dan kelembutan. Manusia yang merupakan ciptaan-Nya pun sudah pasti memiliki fitrah yang sama dengan Sang Pencipta. Manusia senang dengan kasih sayang dan kelembutan, hatinya akan menjadi tentram dan nyaman.


Ingat Selalu 3 Kata Sakti
Jangan pernah lupa untuk selalu membiasakan diri mengucapkan kata “maaf”, “tolong” dan “terima kasih” kepada siapapun karena kekuatan kata-kata tersebut sangat luar biasa. Bukan saja bagi yang mendengar, tapi juga bagi yang mengucapkan. Ketiga kata tersebut akan melatih kita untuk belajar menghargai orang lain. Dengan mampu menghargai orang lain, paling tidak kita telah menghargai diri kita sendiri.

ketiga kata tersebut sangat sakti dan bisa membangun hubungan yang istimewa antara satu manusia dengan manusia lainnya. Dengan sering melatih mengucapkannya, maka hubungan silaturahmi akan terbangun lebih baik lagi di antara manusia. Jika hubungan silaturahmi sudah terbangun dan terjaga, maka kita tinggal menunggu saja bonus dari Allah SWT.

Beberapa bonus dari bersilaturahmi diantaranya adalah panjang umur, keberkahan hidup, dosa-dosa diampuni hingga memperlancar rezeki. Cukup banyak hadits yang menjelaskan tentang hal ini, salah satunya, “Barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Muslim)

Akhirnya, saya mengucapkan “maaf” jika ada kesalahan dalam tulisan ini,“tolong” diamalkan apa yang saya sampaikan jika memang bermanfaat, dan“terima kasih” karena sudah berkenan membaca # 


Wallahu a’lam bishshawwab






Triwinsinus.blogspot.com