Laman

Selasa, 08 Mei 2012

Masalah , Bukti Allah Sayang Kepada Kita



1. Allah memakai masalah untuk melindungi kita 

Mungkin banyak dari kita yang ketika mendapat masalah maka akan mengeluh. Namun ketika sudah mengetahui rahasianya mungkin kita akan bersyukur mendapatkan masalah. Karena orang yang sudah tahu ilmunya akan sulit membedakan mana yang namanya nikmat dan mana yang namanya cobaan. Semua sama saja karena Allah yang memberikan. Apakah mungkin Allah memberikan yang terburuk untuk hamba-hambaNya? Jadi semua yang terjadi pada hidup kita, baik itu kegagalan atau keberhasilan sesungguhnya adalah untuk membuat diri kita lebih dekat lagi kepada Allah SWT. Hanya terkadang kitanya saja yang tidak bisa memanfaatkan dan justru terpeleset.

Dengan adanya masalah maka otak kita akan bekerja. Sehingga jika kita tidak pernah dikasih masalah oleh Allah maka kita akan menjadi manusia yang bodoh. Oleh karena itu, bersyukurlah ketika kita mendapatkan masalah, karena itu berarti Allah masih sayang kepada kita. Dengan adanya masalah kita akan menjadi tumbuh lebih kuat dan berpengalaman. Dan Allah juga terkadang menggunakan masalah untuk melindungi kita, melindungi dari hal-hal yang ternyata jauh lebih banyak mudhorotnya dari pada masalah yang sedang kita hadapi. Mungkin sudah banyak ustadz yang mengatakan misalnya kita mau pergi ke suatu tempat lalu tib a-tiba ditengah perjalanan ban motor kita bocor, dan ternyata di tempat yang sedang kita tuju sedang ada kecelakaan berantai, coba saja jika tadi tidak ada adegan ban bocor maka mungkin kita termasuk dalam korban kecelakaan itu.

Namun aku ingin berbagai sedikit cerita yang mungkin hanya fiksi namun bisa sedikit menginspirasi. Mungkin bisa digunakan bagi teman-teman yang ingin mengisi suatu kajian. Dikisahkan ada seorang raja yang mempunyai perdana menteri yang sangat setia. Perdana Menteri itu pun mempunyai kebiasaan jika ditanyai komentarnya maka hanya akan menjawab “inilah yang terbaik”. Suatu hari, raja beserta perdana menterinya pergi berburu di hutan. Lalu raja pun mengambil senapan dan mulai berburu. Suatu saat, Raja menyuruh Sang Perdana Menteri untuk memegang senapannya dan disuruh untuk menembak hewan buruan, namun karena Perdana Menteri tersebut kurang lihai dalam menembak, bukan hewan buruan yang ditembak namun malah kaki rajanya sendiri “Perdana Menteri, apa maksudmu mengapa kamu tembak kaki ku ?” Sang Perdana Menteri pun menjawab, “Inilah yang terbaik”. Sontak sang Raja pun marah besar mendengar jawaban dari Sang Perdana Menteri. “kamu kurang ajar sekali wahai perdana menteri, Kamu memang berniat menembak kakiku ya ? Mulai sekarang kamu akan aku penjarakan! Pengawal ! seret Perdana Menteri ini dan masukan kepenjara !” Perdana Meneteri tersebut pun lalu berkata “Inilah yang terbaik”

Setelah raja diobati kakinya lalu melanjutkan perjalanan ke hutan untuk mencari hewn buruan. Tidak terasa ternyata Raja beserta pengawalnya sudah keluar dari daerah kekuasaannya. Saat sedang asyik-asyiknya berburu, tiba-tiba ada sekelompok suku badui yang kanibal datang dan menyergap raja beserta pengawalnya. Karena kalah jumlah dan persiapan, maka raja dan para pengawalnya pun dengan mudah ditangkap oleh suku badui kanibal tersebut.

Singkat cerita semua pengawal raja dan raja sudah diikat dan siap-siap untuk dimakan. Satu persatu para pengawal Raja pun dibunuh dan dimakan oleh suku tersebut. Raja pun memohon kepada kepala suku agar tidak ikutan dimakan. Namun kepala suku tidak menggubrisnya. Akhirnya semua pengawal raja sudah habis terbunuh, tinggalah raja sendirian. Akhirnya sang semua anggota suku dan kepala suku mendekati raja tersebut. Raja tersebut pun menangis sejadi-jadinya. Dan saat Raja siap untuk di rebus, tiba-tiba sang kepala suku meluhat bahwa jempol kaki raja sudah tidak ada sebelah. Sang kepala suku pun terkaget dan menginstruksikan kepada para pengikutnya untuk melihatnya. Dan tiba-tiba saja semua yang tadi ingin memasak Raja langsung tunduk kepada raja. Raja pun terheran-heran mengapa mereka semua jadi tiba-tiba begitu, Raja pun bertanya kepada kepala sukun tersebut, “Wahai kepala suku, mengapa engkau tidak jadi memakan ku ?” Sang Kepala suku pun menjawab, “Bagi suku kami , orang yang jempol kakinya tidak ada sebelah dianggap sebagai orang yang suci dan tidak boleh dimakan.” Langsung saja Raja melepaskan ikatan dan lari sejadi-jadinya menuju kerajaannya.

Sesampainya di kerajaan, sang raja pun langsung menemui Sang Perdana Menteri, “Wahai Perdana Menteri, terima kasih sekali, berkat kamu menembak jempol kaki ku aku tidak jadi dimakan oleh suku kanibal !” Sang perdana menteri pun menjawab “Inilah yang terbaik” Lalu Sang Raja pun menyeritakan bagaimana kisahnya kepada Sang Perdana Menteri dengan lengkap dari A – Z. Lalu Raja berkata “Aku bersalah telah memenjarakanmu, justru karena jasamu lah aku bisa selamat bertahan hidup, maafkan aku telah memenjarakanmu wahai perdana menteri” Perdana Menteri pun menjawab, “Engkau tidak perlu meminta maaf karena telah memenjarakanku wahai Raja, inilah yang terbaik” Raja pun terheran dan bertanya, “Mengapa engkau bilang dengan dipenjaranya kau maka itu adalah yang terbaik sedangkan kau tidak salah, bukankah engkau tidak sengaja menembak kaki ku?” Dengan tenang perdana menteripun menjawab “Memang benar, tidak ada niatan sedikitpun untuk menyelakai engkau raja, namun bayangkan jika pada saat itu engkau tidak menyuruh pengawalmu untuk menyeretku ke penjara, MUNGKIN SEKARANG AKU SUDAH DIMAKAN OLEH SUKU KANIBAL TERSEBUT”

2. Allah memakai masalah untuk menyempurnakan kita

Ada lagi kisah lain yang juga hanya sekedar fiksi namun mungkin kita bisa ambil maknanya. Kisah menceritakan tentang seseorang yang dapat memanfaatkan kekurangannya menjadi kelebihan. Ya, kekurangan pada diri kita adalah kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Memang benar tidak mungkin ada manusia yang sempurna kecuali Rasulullah SAW, namun bukan berarti kita diperbolehkan untuk meratapi kekurangan yang kita miliki. 

Dikisahkan ada seseoran yang jika berbicara gagap. Dia menginginkan sekali mempunyai pekerjaan. Namun sudah melamar pkerjaan kesana kemari tetap saja tidak ada yang mau menerimanya bekerja. Suatu hari, dia mendaftar sebagai sales dan akhirnya diterima menjadi seorang sales. “te…te…teri..ri..ri..ma ka…ka..kasih pak…aa…a…atas..pe….pe…..pekerja….ja…jaan ini” Begitulah dia berucap terima kasih kepada bos nya.

Akhirnya si gagap itu pun bekerja dengan baik. Dan betapa kagetnya Si bos ketika melihat omzet penjualan dari si gagap tersebut. Hampir setiap produk yang diambil oleh si gagap akan laku keras. Si bos pun terheran-heran pada si gagap tersebut. Sales yang sehat-sehat saja omzet penjualannya tidak si tinggi itu. Lalu si bos menanyakan rahasianya kepada si gagap. “Su…su…sulit…di….di…je..je..jelas…kan…de…de…ngan…ka..kat-kata bos… kan …ta…tau…se….se…sen….di…..di…ri…nan…nan…nanti…ja..ja….jadi…nya…la…la…ma …bos” Akhirnya Si gagap tersebut mengajak Si bos nya untuk ikut melihatnya berjualan.

Si gagap akhirnya melakukan aksinya. Setelah mengumpulkan beberapa orang dalam satu tempat, mulailah si gagap berpromosi, “i…i..i..ibu..i..i..bu…ba..ba.ba..pak..pak…sa..sa….sa..ya..ya… ma..ma…ma……mau..me….me…na…na…warkan…i..i..ini…. i..i..i..ni..ku…u…a..a…litas no…no…mo..mo…nomr..sa…sa..satu lho…bu ba..ba…ba…ra…ra…barang .i…i…i…ni..bi..bi…bis”

Tiba-tiba ada ibu-ibu yang nyeletuk, “ah, lama banget sih mas! Udah deh, saya beli tapi cepetan pergi ya mas!” Akhirnya karena banyak yang tidak sabar dan ingin agar si gagap segera pergi, orang-orang yang sudah berkumpul akhirnya pada beli semua dan cepat-cepat pergi meninggalkan si gagap. Alhasil, barang dagangan si gagap pun terjual semua. Si bos yang dari tadi memperhatikan lalu mendatangi si gagap dan berkata, “ka…ka…ka…kamu…he…he…he…bat !

Ada ibrh yang bisa diambil dari kisah diatas. Digambarkan si gagap adalah tokoh yang cerdas. Bagaimana seandainya si gagap putus asa dan menganggap dirinya serba kekurangan karena dia gagap? Namun si gagap tidak berfikir demikian. Dia memutar otak untuk mengatur strategi agar kekurangannya tersebut dapat menjadi kelebihannya. Dengan kekurangan tersebut, dia bisa jadi lebih sempurna, itulah skenario Allah.

Sesungguhnya tidak ada orang yang tidak hebat. Semua orang itu hebat, hanya saja banyak dari mereka yan masih belum mengetahui dimana letak keistimewaannya. Bukankah Allah telah berfirman dalam Surat At-Tin ayat 4 ?

Laqad kholaqnal insaana fi ahsani taqwiim

“Sungguh, telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”

Apakah ada yang berani menyangsikan ayat ini? Jika Allah sudah berfirman seperti itu, maka sudah jelas bahwa semua manusia itu adalah dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Tidak mungkin Allah salah dalam melakukan penciptaan. Semua sudah diperhitungkan dengan sangat baik.Semua orang itu istimewa, tinggal apakah kita mau untuk memanfaatkannya atau menyia-nyiakannya.

Fa biayyi alaa irabbikuma tukadziban


Begitu banyak nikmat yang kit peroleh namun sering kita hanya memperhatikan masalah yang kita punya. Akibatnya kita hanya mau mengeluh tanpa bersyukur. Padahal nikmat yang Allah berikan jauh lebih banyak daripada masalah yang Allah berikan kepada kita. Mustahil bagi kita untuk bisa menghitung berapa banyak nikmat yang kita miliki. Bersyukurlah ! itulah perintah Allah. Bersyukur disaat kita mendapat musibah ataupun anugerah. Mengapa ayat Fa biayyi alaa irabbikumaa tukadziban diulangi sampai 55x dalam surat Ar-Rahman ? Alasannya adalah The Power of Repeater. Ketika otak kita terus menerus dijejali oleh bperintah untuk bersyukur maka lama kelamaan kita akan terporgram untuk selalu bersyukur apapun keadaannya.

Sedikit intermezzo saja, The Power of Repeater ini sesungguhnya adalah milik umat islam namun justru banyak dicontoh oleh orang-orang non muslim. Seperti perusahaan mobil asal Jepang yang sudah mendunia, ternyata ada rutinitas unik diantara pegawainya dan bahkan sudah dijadikan SOP (Standart Operational Procedure). Yaitu setiap pagi mereka akan berkumpul bersama dan berteriak “aku sukses!” bersama-sama. Dan hasilnya sekarang perusahaan tersebut benar-benar sukses bahkan memimpin dunia otomotif dunia.

Dunia luar adalah refleksi dari apa yang ada dalam otak kita. Mengapa bisa demikian? Karena Allah mengikuti prasangka hamba-hambaNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar